Jumat, 24 Januari 2020

Sebuah Kado Cinta Untuk Sang Maestro Herry Lamongan

Zumro As-Sa'adah

Pustaka Ilalang, sebuah penerbitan di Lamongan, mempersembahkan launching buku berjudul Tadarus Sang Begawan dalam rangka ulang tahun Herry Lamongan yang ke-60.

Acara digelar di Aula Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Lamongan, Kamis, 27 Juni 2019, kemarin, tak hanya riuh dan ramai, melainkan juga khidmat penuh permenungan.

Ulang tahun Herry yang jatuh pada 8 Mei tersebut, dipersembahi berbagai karya dari para sahabat dan muridnya. Secara khusus, sebuah buku berjudul Tadarus Sang Begawan (Membaca Karya, Kiprah dan Perjalanan Kepenyairan Herry Lamongan).

Mungkin banyak yang belum tahu siapa Herry Lamongan. Bahkan, orang Lamongan sendiri, bisa jadi, belum begitu mengenalnya. Namun, bagi dunia kesusastraan, terutama puisi, hampir dapat dipastikan semuanya mengenal sosok Herry Lamongan.

Bukan hanya di Lamongan. Herry Lamongan malang melintang di dunia persajakan Indonesia. Enam hal yang tidak dapat dipisahkan dari sosok Herry Lamongan adalah topi, kaca mata, kumis yang bergaris-garis, kopi, rokok, dan puisi.

Pria kelahiran Bondowoso, 8 Mei 1959 ini memiliki nama asli Djuhaeri. Sebagian besar masa remajanya dilalui dengan berpindah-pindah tempat mengikuti tugas ayahnya yang seorang polisi.

Kecintaannya yang begitu besar terhadap dunia sastra, sudah terlihat sejak kecil. Ia mengaku sering membaca buku-buku karya sastra Indonesia Angkatan Balai Pustaka dari perpustakaan sekolah, koleksi buku-buku pribadi ayahnya, hingga mencuri baca di toko-toko buku.

Meskipun sejak usia muda sudah bersinggungan dengan dunia sastra, Herry Lamongan mengaku baru mengawali karir kepenulisannya sejak 1983.

Semangat dan perjuangannya menulis puisi, serta menembus media cetak patut mendapat apresiasi. Herry Lamongan pantang menyerah ketika karyanya ditolak. Semakin ditolak, semakin ia gencar menulis dan mengirimkannya kembali ke media cetak.

“Jika lima karya yang saya kirim kesemuanya ditolak, maka saya akan menargetkan menulis sepuluh karya kemudian segera saya kirim”, begitu tuturnya.

Menulis puisi, bagi Herry Lamongan, bukan sekadar merangkai kata. Bukan pula ambisi dan perolehan materi. Namun, menulis puisi, baginya lebih pada panggilan jiwa. Sebagaimana ungkapan Herry Lamongan yang dikutip oleh pemandu acara siang itu:

“Saya akan terus berkarya sebagai kesaksian sederhana atas kehidupan saya”.

Menurut Alang Khoiruddin, pendiri Pustaka Ilalang Group sekaligus ketua umum Forum Penulis dan Pegiat Literasi (FP2L) Lamongan, buku ini awalnya dimaksudkan sebagai kado ulang tahun ke-60 Herry Lamongan sekaligus hadiah atas purna tugas beliau sebagai seorang guru.

Namun, seiring dengan respon sahabat, teman, dan pencinta literasi, khususnya di Lamongan, buku ini diharapkan benar-benar menjadi media tadarus dalam meneliti, menelaah, mengkaji, mempelajari secara utuh dan mendalam atas karya, kiprah, dan perjalanan kepenyairan Herry Lamongan.

“Beliau yang sudah malang melintang di dunia kepenyairan Indonesia tetap memilih untuk mengabdi sebagai guru SD dan tinggal di kota sekecil Lamongan. Beliau adalah satu-satunya penyair di Lamongan yang berani menambahkan kata Lamongan sebagai nama belakangnya,” ucap Alang.

Dihadiri sahabat Herry Lamongan dari berbagai daerah, keluarga Herry Lamongan, serta pencinta literasi dari kalangan siswa, mahasiswa, dan pendidik, acara ini dibuka dengan pembacaan dan musikalisasi puisi dari sastrawan Lamongan yang sebagian besar ikut memberikan sumbangsih terhadap terwujudnya buku Tadarus Sang Begawan.

Sebut saja Atafras, yang mempersembahkan puisi berjudul Ode Untukmu, Fatimah Kimora, Emi Sudarwati (Pegiat Literasi dari Bojonegoro yang juga merupakan keponakan dari Herry Lamongan), Mahfud Aly, dan ditutup dengan persembahan Sazma Aulia Al-Kautsar, putra ketiga Herry Lamongan, yang ikut memberikan kesan tentang ayahnya sebagai sosok ayah dan guru, serta membacakan dua buah puisi karya ayahnya.

Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan, Kandam, S.Pd, M.Pd, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan literasi (membaca dan menulis) merupakan sebuah solusi menanggulangi penurunan tingkat kecerdasan seseorang, terutama generasi muda yang mungkin telah berlebihan dalam penggunaan gadget.

Kandam juga berharap, perpustakaan tidak hanya jadi tempat membaca. Namun, lebih dari itu, perpustakaan diharap menjadi bagian interaksi sosial bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama para pegiat literasi.

“Silahkan, seluruh fasilitas yang ada di perpustakaan ini dimanfaatkan dengan maksimal. Saya akan memfasilitasi itu. Saya ingin nantinya ada pertemuan komunitas-komunitas literasi se-Jawa Timur misalnya, ya, di sini tempatnya,” kata Kandam.

Pada Desember 2019, jelas dia, aula Perpusda bakal dipugar menjadi tempat yang lebih nyaman, khususnya demi kemajuan literasi di Lamongan. Menurut Kandam, sesuai pesan Sekda Lamongan (Yuhronur Efendi), perpustakaan itu bukan milik kedinasan di Kabupaten Lamongan, tapi milik komunitas literasi yang ada di Kabupaten Lamongan.

Sebelum kegiatan launching buku dan sambutan Herry Lamongan, sejumlah perwakilan penulis mendapat kehormatan secara simbolis mengikuti penyematan pin Porprov 2019 oleh Kepala Dinas Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Lamongan yang merupakan gawe besar bagi Kabupaten Lamongan, Gresik, Tuban, dan Bojonegoro pada tanggal 6 — 13 Juli 2019 mendatang.

Bagi Herry Lamongan, kegiatan ini sungguh surprise luar biasa. Diusianya yang genap 60 tahun dan memasuki masa purna tugas, Herry Lamongan berharap bisa terus bermanfaat, berkarya, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan kemajuan literasi, terutama di Kabupaten Lamongan.

“Kalau mau tahu kantor saya, mau ketemu saya, silahkan datang ke warung kopi-warung kopi terdekat”, kelakarnya diiringi tawa dari seluruh audience yang hadir memenuhi aula Perpusda.

Dalam kesempatan yang sama, Herry Lamongan membacakan sebuah puisi sederhana yang ditulisnya dengan nada khas dan penuh keharuan, hingga tak terasa air matanya berlinang. Baginya, sebuah kehormatan tersendiri di usianya yang ke-60 tahun mendapat kado semacam ini.

Testimoni dari para sahabat Herry Lamongan yang datang dari berbagai daerah menjadi penutup kegiatan ini. Sebut saja Pringgo Hr, Ashabul  Maimanah (Istri Herry Lamongan), M. Helmy Prasetya, A. Syauqi Sumbawi, Gampang Prawoto (Bojonegoro), Dr. Sutardi (Wakil Rektor Unisda Lamongan), Among Kurnia Ebo (Rektor Klathak University Yogyakarta yang telah berhasil menjelajahi lima benua delapan puluh enam negara berkat ketekunannya dalam dunia menulis), dll.

Pringgo Hr mendapatkan kesempatan pertama. Sebagai sahabat, menurut Pringgo Hr, Herry Lamongan mengajarinya selalu bersikap teduh, low profile, dan tidak mudah emosi dalam menghadapi sesuatu. Sangat berbeda dengan dirinya yang mudah naik pitam dan berapi-api. “Saya kalau ngomong dan emosi, sering dijawil sama beliau”, tuturnya.

“Mas Herry dan saya adalah dua dunia yang berbeda, bainnassama wal ardh meskipun kita sama-sama seorang guru. Mas Herry saking cintanya dengan dunia sastra sering lho lebih memilih mementingkan komunitasnya di dunia sastra dari pada keluarganya”, ucap Ashabul Maimanah, istri Herry Lamongan, saat diminta memberikan sambutan sebagai wakil dari keluarga.

Berkat pengertian, cinta, ketulusan, dan support yang luar biasa dari keluarga inilah, Herry Lamongan tetap terus mengibarkan sayap di dunia persajakan Indonesia dan terus memotivasi serta menginspirasi banyak penulis-penulis muda, khususnya di Lamongan.

Tentang buku Tadarus Sang Begawan yang ditulis kurang lebih 61 penulis sahabat Herry Lamongan dari berbagai daerah tersebut, mengulas biografi singkat sang maestro, kado-kado puisi, cerpen, kesan persahabatan, esai-esai, dan ulasan karya Herry Lamongan dari para sahabat.

“Sebenarnya karya yang masuk ke redaksi sangat banyak sekali. Bahkan, satu minggu sebelum buku ini naik cetak, masih saja ada tulisan yang dikirim ke redaksi”, tambah Alang.

Hal ini terjadi karena antusias dan apresiasi dari pengagum Herry Lamongan yang sangat luar biasa. Bahkan, sebagian ada yang mengaku akrab dengan Herry Lamongan dari dunia maya dan belum pernah sekalipun berjumpa.

https://jurnaba.co/sebuah-kado-cinta-untuk-sang-maestro-herry-lamongan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah