Djoko Saryono *
Marilah sejenak kita
ingat kembali keberadaan, kedudukan, dan peranan perpustakaan dalam kebudayaan
dan peradaban manusia. Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan kebudayaan dan
peradaban di berbagai belahan dunia dilandasi oleh adanya lembaga-lembaga
pendidikan atau pembelajaran. Lembaga itu memiliki perpustakaan yang kuat dan
terkemuka. Juga ada tradisi literasi yang kokoh dan terbuka.
Selain itu, kemajuan
bangsa-bangsa di pelbagai penjuru dunia biasa ditandai oleh kemampuan merespons
secara setimpal atas bermacam-macam perubahan yang menyodorkan kebutuhan,
tantangan, dan ancaman baru. Kemampuan merespons tersebut berkembang berkat
adanya lembaga pendidikan dan atau pembelajaran yang memiliki perpustakaan yang
sanggup menemukan, mentransformasikan, dan menyebarluaskan pengetahuan, ilmu
dan teknologi pada satu pihak dan pada pihak lain berkembangnya tradisi
literasi yang mantap.
Sebagai ilustrasi, pada
masa lampau, bangsa Sumeria di wilayah Mesopotamia – yang sering dianggap sebagai wilayah
lahirnya kebudayaan dan peradaban yang maju pada masanya – mampu membangun
kebudayaan dan peradaban yang cemerlang berkat adanya pusat pembelajaran dan
tradisi literasi yang mantap. Betapa tidak, pada abad ke-30 SM, bangsa Sumeria
sudah menghasilkan tulisan epik indah berjudul Gilgamesh, yang masih dapat kita
nikmati hingga sekarang.
Demikian juga bangsa
Cina, jauh pada abad-abad Sebelum Masehi, sudah memiliki tradisi literasi yang
mantap dan menghasilkan berbagai karya tulis yang sanggup melintasi berbagai
zaman, misalnya Analecta, Art of War, dan Tao The Ching yang tetap laris dibeli
dan dibaca orang sampai sekarang. Pada kisaran abad-abad kedelapan sampai
keenam Sebelum Masehi, bangsa India kuna juga sudah menghasilkan karya langgeng
Mahabharata, Ramayana, dan Tata Bahasa Panini berkat berkembangnya tradisi literasi
dan pusat-pusat pembelajaran.
Pada abad-abad Sebelum
Masehi, Yunani Kuna sudah menjadi pusat intelektual, pembelajaran, dan literasi
yang menghasilkan karya-karya tulis yang bisa dinikmati oleh manusia zaman
sekarang. Bahkan Plato, salah seorang pemikir besar Yunani Kuno, sudah
mendirikan lembaga Academia, yang dianggap sebagai universitas pertama di
dunia, dengan tradisi simposium [symposium = pesta minum anggur kalangan
intelektual aristokratis seraya berdiskursus persoalan tertentu] yang bisa membuahkan
bermacam-macam wacana tulis yang dapat kita baca dan menginspirasi hingga
sekarang.
Jangan dilupakan pula,
Alexandria (Iskandariah), sebuah kota indah di Mesir, pada masa lampau sangat
maju dengan perpustakaan yang luar biasa baik dari koleksi pustakanya maupun
peran sosiokultural dan intelektualnya. Demikian juga kegemilangan dan kejayaan
Baghdad pada masa Abbasiyah, yang ditandai oleh kemajuan pengetahuan dan ilmu
yang mengagumkan, disokong oleh Universitas Negeri Malang Nizamiyah yang
memiliki perpustakaan luar biasa, tradisi literasi yang kuat, dan tradisi
keilmuan yang terbuka.
Semua ilustrasi tersebut
menunjukkan betapa perpustakaan memiliki keberadaan, kedudukan, dan peranan
yang fundamental, vital, dan strategis dalam memajukan tradisi intelektual,
tradisi keilmuan, dan tradisi literasi. Itu semua selanjutnya memajukan
kebudayaan dan peradaban berbagai bangsa di dunia.
Dapat dikatakan bahwa
pada permulaan zaman modern sampai pascamodern sekarang tetap tampak kedudukan
dan peranan fundamental, vital, dan strategis perpustakaan termasuk
perpustakaan lembaga pendidikan bagi kemajuan intelektual, literasi, dan
keilmuan, yang selanjutnya mendorong kegemilangan kebudayaan dan peradaban
berbagai bangsa. Pada zaman modern, harus diakui, kemajuan bangsa-bangsa Eropa,
Amerika, Rusia, dan Cina ditopang oleh tradisi literasi, intelektual, dan
keilmuan di lembaga pendidikan dan masyarakat. Di samping itu, juga disangga
oleh keberadaan, kedudukan, dan peranan perpustakaan yang signifikan di lembaga
pendidikan dan masyarakat.
Tentu kita ingat bahwa
Renaisans yang dimulai di Prancis dan Aufklarung (Pencerahan) yang dimulai di
Italia, yang kemudian mampu membebaskan seluruh Eropa dari Abad Kegelapan,
disangga oleh kegairahan dan kegandrungan intelektual, literasi, dan keilmuan
yang diwadahi lembaga pendidikan, pembelajaran, dan perpustakaan. Universitas
Cambridge, Universitas Oxford, dan Universitas Leiden beserta perpustakaan
masing-masing yang sangat representatif dan signifikan, menjadi pusat
intelektual, literasi, dan keilmuan yang membawa kemajuan dan keunggulan bangsa
Eropa.
Demikian juga Harvard
University, Stanford University, dan Massachusetts Institute of Technology
beserta perpustakaan masing-masing pada satu sisi dan pada sisi lain Congress
Library telah menjadi pusat intelektual, literasi, dan keilmuan sekaligus
lambang kemajuan dan keunggulan Amerika dalam berbagai bidang kehidupan, mulai
bidang ilmu, teknologi maupun ekonomi dan militer. Perguruan tinggi di Rusia
yang memiliki perpustakaan representatif juga menjadi pusat intelektual,
literasi, dan keilmuan, yang selanjutnya membawa kemajuan dan keunggulan Rusia.
Relatif sama perguruan tinggi di Cina beserta perpustakaan masing-masing yang
sangat representatif dan mutakhir telah menjadi tonggak-tonggal intelektual,
literasi, dan keilmuan. Ini semua memperlihatkan bahwa perguruan tinggi beserta
perpustakaan masing-masing yang representatif dan memiliki vitalitas menjadi
sumbu dan hulu kemajuan dan kejayaan berbagai bangsa di dunia.
Itu sebabnya dapat
dibilang bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa didasari oleh adanya tradisi
intelektual, literasi, dan keilmuan yang baik dan mantap. Pada umumnya tradisi
tersebut ditumbuhkembangkan di lembaga-lembaga pendidikan beserta perpustakaan
masing-masing yang representatif dan inklusif serta mampu membentuk komunitas
epistemik yang tangguh. Dalam hubungan ini keberadaan, kedudukan, dan peranan
perpustakaan universitas sebagai pusat sumber belajar, intelektual, literasi,
dan keilmuan yang didukung oleh komunitas epistemik begitu fundamental, vital,
dan strategis.
Oleh karena itu, agar
universitas mampu memberi konstribusi berarti bagi kemajuan dan kejayaan bangsa
Indonesia, perpustakaan perguruan tinggi perlu ditempatkan sebagai fundamen
tridharma perguruan tinggi. Di samping itu, ia harus difungsikan sebagai pusat
sumber belajar, intelektual, literasi, dan keilmuan sedemikian rupa sehingga
mampu menghidupi komunitas epistemik. Dengan kata lain, perpustakaan
universitas perlu dijadikan sebagai infrastruktur tridharma perguruan tinggi
yang melandasi dan mendukung prestasi, reputasi, dan kontribusi perguruan
tinggi bagi bangsa, negara, dan kemanusiaan.
*) Prof. Dr. Djoko
Saryono, M.Pd., Guru Besar Jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra pada
kampus UNM (Universitas Negeri Malang). Telah banyak menghasilkan buku, artikel
apresiasi sastra, serta budaya. Dan aktif menjadi pembicara utama di berbagai
forum ilmiah kesusatraan tingkat Nasional juga Internasional. http://sastra-indonesia.com/2020/12/perpustakaan-kebudayaan-dan-universitas/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A. Qorib Hidayatullah
A. Rego S. Ilalang
A. Rodhi Murtadho
A. Syauqi Sumbawi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Kadir Ibrahim
Abi N. Bayan
Achiar M Permana
Adib Baroya
Aditya Ardi N
Afrilia
Afrizal Malna
Aguk Irawan Mn
Agus Buchori
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahmad Anshori
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mustofa
Alief Mahmudi
Alim Bakhtiar
Allex Qomarulla
Amarzan Loebis
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Syarifuddin
Anash
Andri Awan
Anggrahini KD
Anindita S Thayf
Anisa Ulfah
Anjrah Lelono Broto
Annisa Steviani
Anugrah Gio Pratama
Anung Wendyartaka
Aprinus Salam
APSAS (Apresiasi Sastra)
Ardy Suryantoko
Arie Giyarto
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arif Gumantia
Arif Hidayat
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arsyad Indradi
Arti Bumi Intaran
AS Laksana
Asarpin
Asrul Sani
Baca Puisi
Bahrum Rangkuti
Balada
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni R. Budiman
Beni Setia
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budi Darma
Bustan Basir Maras
Candra Malik
Candrakirana
Caping
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chicilia Risca
Christine Hakim
Cinta Laura Kiehl
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Darju Prasetya
Deddy Setiawan
Denny JA
Denny Mizhar
Deo Gratias
Dewi Musdalifah
Dhimas Ginanjar
Dian Sukarno
Dian Tri Lestari
Diana AV Sasa
Dien Makmur
Dinar Rahayu
Diskusi
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Yan Masfa
Donny Syofyan
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Edisi Khusus
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Prasetyo
Eko Tunas
Elsa Vilinsia Nasution
Erwin Setia
Ery Mefry
Esai
Evan Ys
F Aziz Manna
F. Budi Hardiman
F. Rahardi
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Alayubi
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Feby Indirani
Felix K. Nesi
Foto Andy Buchory
Francisca Christy Rosana
Franz Kafka
Frischa Aswarini
Fritz Senn
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gde Artawan
Gendhotwukir
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Gusti Eka
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hamka
Hamsad Rangkuti
Hamzah Sahal
Hardy Hermawan
Hari Purwiati
Hario Pamungkas
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasnan Bachtiar
Hendri R.H
Hendri Yetus Siswono
Herie Purwanto
Herry Lamongan
Heru Kurniawan
Hikmat Gumelar
Holy Adib
Hudan Hidayat
Hudan Nur
I Nyoman Darma Putra
I. B. Putera Manuaba
IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah)
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Fitri
Ignas Kleden
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imammuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indira Permanasari
Indonesia O’Galelano
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Inung As
Isbedy Stiawan ZS
Iskandar Noe
Iwan Kurniawan
Iwan Simatupang
Jajang R Kawentar
Jalaluddin Rakhmat
James Joyce
Jean-Paul Sartre
Jember Gemar Membaca
JJ. Kusni
Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng
Joko Pinurbo
Jordaidan Rizsyah
Joyo Juwoto
Jual Buku Paket Hemat
K. Usman
Kadek Suartaya
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khairul Mufid Jr
Khanif
Khoirul Abidin
Ki Ompong Sudarsono
Kiki Astrea
Kitab Para Malaikat
Koh Young Hun
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela)
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Kritik Sastra
Kumpulan Cerita Buntak
Kurnia Effendi
Kuswaidi Syafi’ie
L.K. Ara
Lan Fang
Launching dan Bedah Buku
Lawi Ibung
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Literasi
Liza Wahyuninto
Lukas Luwarso
Lukman Santoso Az
M. Abror Rosyidin
M. Adnan Amal
M. Faizi
M. Lutfi
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahamuda
Mahardini Nur Afifah
Mahendra Cipta
Mahfud Ikhwan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Malkan Junaidi
Maman S Mahayana
Manneke Budiman
Mansur Muhammad
Marcellus Nur Basah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Marsel Robot
Marulam Tumanggor
Mas Garendi
Mashuri
Masuki M. Astro
Matdon
Matroni Muserang
MG. Sungatno
Moh. Husen
Mohamad Sobary
Mohammad Sadam Husaen
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Multazam
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Murnierida Pram
Mutia Sukma
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naskah Teater
Neli Triana
NH Dini
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Novel John Halmahera
Nurel Javissyarqi
Nuryana Asmaudi
Omah Sastra Ahmad Tohari
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pagelaran Musim Tandur
PDS H.B. Jassin
Pipiet Senja
Profil MA Matholi'ul Anwar
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Pustaka LaBRAK
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
R. Timur Budi Raja
Radhar Panca Dahana
Raedu Basha
Rahmat HM
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Resensi
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Rinto Andriono
Riri Satria
Rodli TL
Ronggeng Dukuh Paruk
Ronny Agustinus
Rumah Budaya Pantura (RBP)
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saini KM
Sainul Hermawan
Sajak
Sanggar Pasir
Sanggar Pasir Art and Culture
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sasti Gotama
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Lamongan
Sastra-Indonesia.com
Sastri Sunarti
Satyagraha Hoerip
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSAstra Boenga Ketjil
Seno Gumira Ajidarma
Seputar Sastra Semesta
Sergi Sutanto
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siwi Dwi Saputro
Soeparno S. Adhy
Soetanto Soepiadhy
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sosiawan Leak
Subagio Sastrowardoyo
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syaifuddin Gani
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater Ilat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Titi Aoska
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Topik Mulyana
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Ulysses
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Universitas Indonesia
Universitas Negeri Jember
Untung Wahyudi
Veronika Ninik
Viddy A.D. Daery
W.S. Rendra
Wage Daksinarga
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Widie Nurmahmudy
Wildan Ibnu Walid
Windi Erica Sari
Wisran Hadi
Y Alprianti
Y. Thendra BP
Yanusa Nugroho
Yasunari Kawabata
Yeni Mulyani
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Zainuddin Sugendal
Zainuri
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zumro As-Sa'adah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar