suaramerdeka.com 4 Mar 2018
Aura di usia 14 tahun mengalami menstruasi dan mulai ada ketertarikan pada lawan jenis. Lelaki pertama yang membuatnya jatuh cinta adalah Baskara. Tapi di awal akil balig itu mereka berdua mengalami tragedi di ladang tebu. Kejadiannya, Baskara yang mau memberi tebu tapi terpeleset jatuh menindihi tubuh Aura. Pada saat itulah dipergoki Hendra dan teman-teman genk-nya yang memfitnahnya berbuat zina.
Sesuai hukum adat desa setempat, Aura dan Baskara mendapat hukuman cambuk dan pengasingan di gudang belakang rumah. Sebenarnya itu akal-akalan Hendra yang sakit hati karena mencintai Aura, tapi ditolak.
Karena hukuman cambuk dan pengasingan, Aura terkena gangguan jiwa berat Skizofrenia dan mengalami halusinasi gubuk ladang tebu hingga remaja. Tapi justru karena itulah, Aura punya ide-ide cemerlang hingga bekerja di biro periklanan Jakarta, kariernya cepat melesat.
Sekian lama berpisah dengan Baskara, Aura yang suka internetan tak sengaja menemukan puisi berjudul “Pulang” karya Baskara, yang membuat Aura kemudian bertekad pulang ke kampung halaman. Aura ingin sekali bertemu dengan Baskara, kekasih masa kecilnya, tapi malah bertemu Hendra yang berniat sangat jahat menculik dan memerkosa dirinya.
Kembali ke Jakarta, Aura yang sudah dewasa tak sengaja bertemu Baskara di pengajian. Baskara tetap mencintai Aura, bahkan berniat ingin melamar Aura. Sayang sekali, Baskara terlambat menyatakan keinginannya untuk menikahi Aura.
Karena keduluan Hardi, yang tinggal serumah dengan Aura, yang ternyata sejak kecil cinta Aura dan sesudah dewasa ingin menikahinya. Aura tak bisa menolak Hardi ingin menikahinya karena Emak Siti, emaknya, lebih menyetujui Aura menikah dengan Hardi, yang sudah jelas bobot, bibit dan bebetnya.
Pernikahan dengan Hardi yang penuh keterpaksaan itu membuat Aura menderita lahir batin. Puncak penderitaannya, ketika Hardi meninggal dunia yang membuat Aura harus sendirian mengasuh Laras, buah hatinya dengan Hardi. Bagaimana kelanjutan hubungan cinta antara Baskara dan Aura?
Akhmad Sekhu menulis novel ini dengan kesungguhan hati. Hasilnya, beberapa orang memberi apresiasi terhadap novel ini. “Memilih cerita yang tidak mengikuti arus adalah sebuah usaha untuk menampilkan sesuatu yang berbeda. Novel “Chemistry” mengungkapkan peristiwa kehidupan yang tak banyak diungkapkan oleh penulis lain. Karya Akhmad Sekhu yang juga berprofesi sebagai wartawan menyajikan hal itu,” kata Eddy D Iskandar, novelis terkemuka itu.
“Kisah hidup manusia memang begitu rumit dengan segala kejadian, percintaan, pekerjaan hingga karakter dan kodrat yang menentukannnya. Aura yang menjadi tokoh utama dalam novel ini begitu kompleks namun memberi ruang imajinasi untuk pembacanya agar melihat segala kehidupan itu dengan cara sederhana dan indah. Novel ‘Chemistry’ menarik sebagai bacaan ketika kita yang sering sibuk mencari sebuah kebenaran dan identitas dari sekelumit kenangan masa lalu untuk melepasnya pada sebuah takdir,” tukas Happy Salma, Model, Aktris Sinetron dan Film.
“Menurut saya ceritanya menarik, begitu menyentuh, seperti kejadian sesungguhnya. Selamat dan Sukses. Semoga menjadi Inspirasi pembacanya agar selalu tawadhu dalam segala hubungan apapun. Amin,” tambah Yenny Rachman, Aktris Film.
“Pengalaman Akhmad Sekhu sebagai wartawan film dan penyair membuat novel ini seru dan filmis dalam mengantar kisah cinta Aura dan Baskara yang romantis dan penuh dengan kata-kata puitis. Kita dibuat penasaran membaca terus ceritanya sampai habis. Cara penuturannya runut, lugas dan mengalir lancar.,” komentar Ahmadun Y Herfanda, Sastrawan cum wartawan.
“Kabahagiaan terbesar dalah hidup adalah meyakinkan bahwa kita dicintai” terselip kalimat dalam novel ‘Chemistry’ Aku suka kalimat itu! Kisah cinta yang panjang terasa klasik. Tutur kata dan kalimat penuh ‘makna’. Sukses untuk Akhmad Sekhu berhasil menuliskan semua itu dengan detail dan rapih,” pungkas Rayni N. Massardi.
Apakah novel ini akan bersambut pembacanya? Semoga.
(Benny Benke/SMNetwork/CN40)
http://sastra-indonesia.com/2018/03/novel-chemistry-buah-pikir-karya-akhmad-sekhu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar