Senin, 18 Desember 2017

Sastra dan Fenomena Dunia Remaja

Indra Tjahyadi
suarakarya-online.com

Ada sebuah pameo umum yang menyatakan bahwa "masa remaja adalah masa yang paling indah". Akan tetapi, apakah masa remaja itu sebenarnya?

Masa remaja adalah suatu masa, suatu fase yang tak dapat dielakkan oleh setiap manusia. Setiap manusia akan senantiasa mengalami atau melalui masa atau fase ini sebelum ia sampai pada fase yang lebih mantap, yakni: fase dewasa atau masa dewasa. Oleh sebab itu fase ini juga dapat disebut fase transisi atau masa transisi, karena dalam fase atau masa ini ia berada pada titik perubahan dari seorang kanak-kanak, menuju titik di mana nantinya ia akan dikenali sebagai orang dewasa yang telah memiliki karakter yang mantap dan mapan.

Ada banyak tanda yang muncul menandai masa atau fase remaja ini. Perubahan bentuk tubuh, meningginya kadar hormonal, dan berubahnya faktor emosional merupakan beberapa tanda yang menandai sampainya seorang manusia atau individu pada masa atau fase ini. Akan tetapi, di luar faktor fisik dan biologis tersebut, ada satu kekhasan yang selalu muncul pada individu yang telah sampai pada fase ini, yakni semangat akan pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan akan pengakuan eksistensinya di dunia tempat dia berada.

Pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan yang kuat pula akan pengakuan eksistensinya merupakan pemandangan yang khas yang kerap kita temui dalam kehidupan masa remaja dan kaum remaja. Sebagai individu yang berada pada fase ini, hal-hal yang berkenaan dengan keberadaan eksistensi beserta pengakuan dan pencariannya tersebut merupakan hal yang khas dan sangat krusial bagi pribadinya.

Hal semacam ini terjadi semata-mata karena eksistensi yang didapat dan dikenakan padanya semenjak masa kanak-kanak, pada fase ini sudah tidak pantas diembannya lagi. Hal ini terjadi setelah banyak hal diperkenalkan pada fase kanak-kanak membutuhkan jawaban atas kebenaran hal-hal yang telah disuguhkan atau diberikan kepadanya pada fase ini.

Fakta-fakta dan kebenaran-kebenaran yang telah didapatnya pada fase kanak-kanak, pada fase ini, menurut mereka, sudah tidak pantas lagi atau sudah tidak cocok lagi. Oleh karena itu berbagai pergolakan muncul dan meruak dalam ruang psikologis mereka. Bagi mereka nilai-nilai realitas dunia masa kanak, kini sudah tidak cocok apabila dikenakan lagi pada meraka. Oleh karena itu banyak pertanyaan muncul dalam diri mereka, dalam benak mereka, yang membutuhkan jawaban yang nantinya akan membawa mereka ke fase berikutnya, yakni: fase dewasa. Dan jawaban itulah nantinya yang membentuk individu tersebut secara karakter dan eksistensi pada masa atau fase dewasanya. Maka sedikit saja kesalahan atau mis yang terjadi dalam fase atau masa ini dapat menjadikan seorang manusia tersebut menjadi manusia yang tak berkarakter yang mantap dan mapan pada masa dewasanya nanti.

Pencarian jati diri yang kuat yang dibarengi dengan keinginan yang kuat pula akan pengakuan eksistensinya, biasanya mendorong kaum remaja untuk melakukan ekspresi diri secara besar-besaran. Keinginan untuk melakukan ekspresi diri demi tercapainya penemuan akan jati diri dan pengakuan akan eksistensi yang besar tersebut kerap kali, apabila tidak hati-hati, justru menjerumuskan seorang manusia atau individu yang sedang mengalami fase atau masa remaja tersebut ke dalam hal-ihwal yang negatif, seperti kecanduan akan narkoba, atau terjerumusnya seorang remaja ke dalam hal-ihwal kriminal.

Salah satu sarana agar tidak terjerumusnya seorang remaja atau kaum remaja pada hal-ihwal negatif adalah sastra. Sastra merupakan sarana atau wadah yang dapat dikatakan efektif untuk mencegah terjerumusnya seorang remaja atau kaum remaja kita pada hal-ihwal yang negatif. Melalui sastra, hasrat ekspresi diri yang meluap-luap dari kaum remaja dapat disalurkan, diwadahi, atau bahkan dimanifestasikan dalam bentuknya yang paling baik dan positif. Oleh sebab itu pengenalan sastra secara intensif dan efektif pada kaum remaja adalah yang penting dan sangat krusial.

Mengingat pentingnya pengenalan sastra secara intensif dan efektif pada kaum remaja tersebut, maka sudah seyogyanya hal terserbut tidak hanya dibebankan pada lembaga-lembaga pendidikan formal semacam sekolah, universitas-universitas, atau perguruan tinggi saja, melainkan sudah sepatutnya pula dibebankan pada lembaga-lembaga pendidikan non-formal, semacam komunitas-komunitas sastra ataupun sanggar-sanggar sastra, sebab hanya dengan begitu pengenalan terhadap "apakah sastra itu" dapat terjadi secara efektif, intensif bahkan efisien.

Fenomena Remaja

Sampai di sini muncul satu pertanyaan dalam benak saya, yaitu: "sampai di manakah pengenalan sastra terhadap kaum remaja kita saat ini?"

Meskipun tidak terlalu menggembirakan, akan tetapi dengan semarak bermunculnya karya-karya sastra bergenre chiklit dan teenlit dalam lapangan kesusastraan kita belakangan ini seakan-akan memberikan angin segar pada kehidupan sastra kita. Lapangan kesusastraan kita yang tadinya menjadi semacam anomali, atau hal aneh dan begitu asing, sehingga cenderung untuk dijauhi, dalam kehidupan kaum remaja kita, dengan munculnya dua genre karya sastra tersebut, tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang begitu diminati, diakrabi, bahkan dicintai oleh kaum remaja kita.

Besarnya minat dan cinta kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra tersebut dapat dilihat dari tingginya daya beli dan daya baca kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra tersebut. Selain itu, besarnya minat dan cinta kaum remaja kita terhadap dua genre karya sastra yang lagi trend dalam kehidupan remaja kita saat ini tersebut, juga dapat dilihat dari berkembangnya tema-tema obrolan kaum remaja kita.

Tema obrolan remaja kita yang tadinya hanya didominasi oleh tema-tema mengenai mode pakaian atau musik, kini tidak lagi. Tema obrolan mengenai chiklit ataupun teenlit yang lagi in di kalangan mereka, juga menjadi salah satu tema pokok yang kerap muncul dalam obrolan kaum remaja kita.

Maka janganlah kita heran ataupun terkejut apabila kita sedang berjalan-jalan di sebuah mall atau plasa menemukan dua remaja sedang berdebat tentang isi novel chiklit atau teenlit yang telah ataupun sedang mereka baca. Ataupun juga janganlah kita tenganga-nganga ketika mendengar dua orang remaja atau lebih sedang memperbincangkan penulis-penulis semacam Fira Basuki, Dee, ataupun Djenar Maesa Ayu begitu akrabnya, karena hal tersebut saat ini memang telah menjadi semacam obrolan keseharian bagi remaja kita. Hal ini telah menjadi bagian dari dunia mereka.

Ini sebenar-benarnya merupakan keadaan dan pemandangan yang dapat dikatakan cukup memberikan harapan bagi lapangan kesusastraan kita.

Di tengah minimnya penghargan masyarakat kita terhadap hal-ihwal berbau sastra, ternyata masih ada setitik harapan untuk terus menumbuhkembangkan kecintaan terhadap sastra, dan penyadaran akan keberadaan dan penting sastra bagi kehidupan bangsa kita, utamanya pada kaum remaja kita.

Dan apabila hal semacam ini dipupuk terus keberadaannya, barangkali kelak di kemudian hari kita dapat mengharapkan dan membayangkan terjadinya obrolan-obrolan kaum remaja kita yang tidak hanya berbicara atau memperbincangkan karya-karya para penulis semacam Fira Basuki, Dee atau pun Djenar Maesa Ayu saja, akan tetapi juga karya-karya penulis sastra semacam William Faulkner, Dylan Thomas, Stephane Mallarme, Aime Cesaire, Octavio Paz, Toni Morrison, Subagio Sastrowardoyo, Budi Darma, dsb. Terima kasih.

*) Penulis adalah penyair, esais, anggota Forum Studi Sastra & Seni Luar Pagar, anggota dewan redaksi majalah sastra-seni Imajio, staf pengajar Fakultas Sastra & Filsafat Universitas Panca Marga Probolinggo. https://sastra-indonesia.com/2010/12/sastra-dan-fenomena-dunia-remaja/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah