Rabu, 07 Maret 2018

SASTRA, SEBUAH TAMAN BUNGA

Ahmad Anshori *

“Urusan yang coba kutuntaskan, melalui kekuatan kata-kata, adalah membuatmu mendengar, membuatmu merasakan—dan yang utama adalah membuat matamu terbuka. Begitulah, tidak lebih.” – Joseph Conrad (1857-1924)

Pernyataan dari salah satu penulis terbaik Britania ini yang barangkali akan sedikit mewakili apa yang terjadi dalam diskusi budaya Selasatra #14 yang bertajuk “sastra dan realita sosial” pada Rabu (15/2/17) malam lalu di warung Boenga Ketjil, Parimono Jombang.

Meskipun memang sulit awalnya bagi pemula seperti saya untuk mencerna apa yang didiskusikan saat itu, beruntunglah karena ketiga narasumber diskusi tersebut (Rakhmat Giryadi, Tjahjono Widarmanto, Nanda Sukmana) adalah sastrawan dan dramawan luarbiasa yang dimiliki Jawa Timur, sehingga nasib kami para pemula, diperhatikan. Diskusi hangat yang diikuti sekitar 20 orang itu membahas tentang bagaimana realitas sosial muncul dalam bentuk ekspresi. Saya baru memahami kekuatan kata-kata dari pembicaraan malam itu, karena para peserta diskusi sebagian besar adalah para seniman dan pelajar yang tertarik pada dunia seni. Beberapa poin yang saya rasa penting akan saya catat disini.

Diawal diskusi mas Yon mengemukakan tiga aliran puisi yang hadir di Indonesia yakni Sapardian (merujuk pada nama Sapardi Joko Darmono) yang memiliki kekuatan pada liriknya,lalu Afrizalian ( merujuk pada puisi-puisi Afrizal Malna ) yang didominasi metafora gelap dan mengusung keterasingan (alienasi) dan aliran Rendra dengan lirik-liriknya yang lugas dan menyuarakan realitas kaum pinggiran. Semua karya sastra pada dasarnya bersinggungan denga realitas sosial. Hanya karena perbedaan gaya, maka realitasnya menjadi bias. Oleh karenanya sastra tak ubahnya seperti taman bunga, ada mawar, tulip, ilalang, bahkan rumput teki.

Ketika berbicara mengenai sastra, Pak Nanda melihatnya sebagai sebuah kerja saintifik (yang estetik), karena menurutnya proses peng-karya-an selalu tidak lepas dari pengamatan terhadap realitas sehingga kerja sastra adalah menciptakan fakta objektif. Hal ini agaknya berlawanan dengan ide bahwa seni adalah kerja ekspresi yang simbolik. Para seniman bekerja memproduksi simbol. Namun, seni walaupun tidak memuat fakta - fakta, sebenarnya juga mengungkapkan kebenaran.

Masalah yang muncul adalah bahwa situasi kesenian saat ini, yang dulunya dipandang sebagai ‘tontonan dan tuntunan’ ataupun keindahan yang berguna, saat ini nilai ‘berguna’ itu telah luntur. Apakah terjadi pemisahan antara pendidikan dan kesenian? Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan karena meskipun ada anggapan bahwa seni bukanlah ilmu pengetahuan, seni tetap tidak bisa meninggalkan logika. Estetika dan pemikiran akan menjadi sebuah ramuan ekspresi.

Kita yang saat ini hidup di era post-modern mungkin lupa pada perdebatan di tahun ‘60an antara kelompok sastra yang menanggung tugas sosial dan sastra pengabdian estetika. Namun, bisa saja perdebatan itu diam-diam masih terjadi sampai saat ini. Karena seperti yang diungkapkan Aristoteles, sastra menjadi jalan menuju kebenaran keempat setelah agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Sastra menjadi tugas yang begitu berat dilaksanakan.

Politik pun tak luput dari perbincangan, bahwa karya seni memiliki kekuatan luar biasa yang ketika dibaca secara masif maka akan menciptakan realitas sosial seperti yang diinginkan (tentu saja oleh pihak yang berkepentingan). Inilah mengapa di zaman dahulu, para raja memelihara pujangga di istana. Dan apabila kita jeli, tradisi ini masih dilakukan dan bahkan efektif sampai saat ini.

Ruang ini yang kita butuhkan,seperti yang dikatakan Lek Gir ketika menutup diskusi. Dimana pemikiran-pemikiran estetik bertemu dengan logika realitas, sehingga logika dan estetika akan melahirkan sebuah penafsiran baru. Seperti yang diharapkan, bahwa seni tidak menimbulkan kesimpulan, namun menimbulkan pertanyaan. Lalu apa yang dipertanyakan? Para seniman haruslah melahirkan pertanyaan tentang kebenaran realitas yang ditemui, atau diziarahi.

*) Mahasiswa KPI ( Komunikasi Penyiaran Islam ) Universitas Hasyim Asy’ari Jombang
https://selasastrain.blogspot.co.id/2018/03/sastra-sebuah-taman-bunga.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah