Minggu, 27 Januari 2019

Karena Raketku Patah *

Ahmad Zaini **

Aku masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Usiaku sepuluh tahun. Di antara teman-teman satu kelas, aku termasuk murid yang paling pendek. Aku terkadang minder pada mereka. Di samping tubuhku yang pendek, kulitku juga yang paling hitam jika dibanding teman-temanku. Aku sempat hilang rasa percaya diriku. Untunglah aku punya ayah yang pandai membesarkan hatiku dan memberi semangat kepadaku.

Ayahku seorang pegawai. Ayah bekerja lima hari dalam seminggu. Hari Sabtu dan Minggu ayah libur. Waktu liburan itulah ayah selalu mengajakku bermain bulu tangkis di gedung olahraga kecamatan. Di sela-sela bulu tangkis ayah selalu memberi semangat dan membesarkan hatiku.

”Jo, semua orang punya kelebihan dan kelemahan. Namun, dua hal ini janganlah membuat seseorang menjadi sombong dan minder,” kata ayahku.

Aku tidak mengerti dengan kata-kata ayah. Aku terdiam dan mencoba memahaminya. Akan tatapi, selalu gagal.
”Maksud ayah?”

”Di samping kelemahan yang ada pada dirimu, kamu punya kelebihan. Nah, kamu harus bisa memanfaatkan kelebihanmu untuk menutupi kelemahanmu,” sambung ayahku sambil mengelap keringatku yang meleler di keningku. Aku sedikit mengerti maksud dari ucapan ayah. Dia mencoba membangkitkan semangatku yang sering terpuruk akibat sering diejek oleh teman-teman.

Teman-temanku sering menyebutku cebol karena tubuhku pendek. Mereka juga sering menghinaku dengan sebutan negro karena kulitku hitam. Aku sering meceritakan semua kejadian yang kualami itu pada ayah sambil menangis di pangkuannya.

”Maksud ayah, aku harus memanfaatkan kelebihanku dengan belajar bulu tangkis?” tanyaku.
”Benar sekali.”

”Mana mungkin ayah. Tubuhku kan pendek.”

”Pemain bulu tangkis tidak harus bertubuh tinggi. Banyak pemain kelas dunia yang berpostur pendek. Yang penting adalah penguasaan teknik bermain bulu tangkis yang benar.”

“Baiklah ayah. Ajari saya bermain bulu tangkis dengan teknik yang benar,” pintaku pada ayah dengan penuh semangat.

Setiap hari Sabtu dan Minggu atau pada sore hari sepulang ayah dari kantor, aku selalu mengajak ayah bermain bulu tangkis. Aku meminta ayah agar mengajariku bermain bulu tangkis dengan teknik yang benar. Ayah mengajari bagaimana cara melakukan servis yang mematikan lawan dan cara melakukan smas. Ayah memberiku beberapa trik penempatan bola ke daerah lawan yang tidak bisa dijangkau oleh lawan tersebut. Ayah juga mengajariku teknik melangkahkan kaki saat memukul atau menerima bola. Berkat keuletan dan ketekunanku berlatih bersama ayah, aku mulai bisa menerapkan teknik seusai keinginan dari ayah.

”Saya bangga kepadamu, Jo. Kamu sudah bisa bermain dengan bagus. Postur tubuhmu yang pendek tidak terlihat lagi karena tertutupi smas-smasmu yang mematikan. Saya bangga padamu,” kata ayah yang semakin membuatku percaya diri.

Saat yang kutunggu-tunggu telah datang. Di sekolahku diadakan lomba bulu tangkis. Yang menjadi juara akan mewakili sekolah mengikuti lomba tingkat kecamatan. Juara di tingkat kecamatan akan mewakili lomba yang sama di tingkat kabupaten dan seterusnya.

Perlombaan di mulai. Para peserta memperlihatkan kelihaiannya mengolah suttlecock di lapangan. Para pendukung bersorak dan meneriaki mereka yang sedang berlaga. Tiba saatnya giliranku bermain. Aku berhadapan dengan lawan yang selama ini mengejekku.

”Hahahahaha. Si cebol main bulu tangkis,” ejek mereka.

Setelah permainan dimulai aku menerapkan teknik-teknik yang pernah diajarkan oleh ayah. Lawanku tidak berkutik. Dia tidak bisa menerima bola-bola sulit dariku. Perolehan angkaku melaju pesat hingga aku memenangkan pertandingan. Teman-teman yang selalu mengejekku terdiam. Mereka tidak berani mengeluarkan kata-kata ejekan lagi. Aku menjadi juara pada lomba tingkat sekolah dan akan berlaga ditingkat kecamatan.

Di tingkat kecamatan aku juga menjadi juara. Aku menyingkirkan lawan-lawanku yang postur tubuhnya lebih tinggi daripada aku. Aku pun menjadi wakil kecamatan untuk berlaga di tingkat kabupaten.

Saat berlaga di tingkat kabupaten aku mendapatkan masalah. Ibuku tidak menghendaki aku juara lagi. Ibu tidak setuju kalau aku nanti akan menjadi wakil kabupaten untuk berlaga di tingkat provinsi. Ibu beralasan kelebihanku bermain bulu tangkis ini akan dapat mengganggu belajarku. Di samping itu ibu kasihan melihatku yang selau bermandi keringat di tengah lapangan. Aku sempat melihat ayah dan ibuku cekcok di pinggir lapangan. Mereka berdebat tentang masa depanku di lapangan bulu tangkis.

Ayahku tetap memaksa dan menginginkan aku harus menjadi juara di tingkat kabupaten. Ayah menghendaki aku mewakili kabupaten di tingkat provinsi. Aku menuruti semua keinginan ayah. Aku bermain dengan sungguh-sungguh dan berhasil melibas lawan-lawanku. Akan tetapi, pada saat partai final ketika aku sudah mengungguli perolehan angka lawan, tiba-tiba raketku patah dan mengenai kakiku. Aku cidera serius karena gagang raketku menghantam tulang keringku hingga bengkak. Aku pun mundur dari permainan ini dan dinyatakan kalah oleh wasit. Aku gagal juara.

Ibu yang berada di tribun VIP langsung berlari masuk ke lapangan. Ibu mendekapku dengan derai air mata. Ayah yang menjadi motivatorku juga iku merangkulku. Dia pun ikut menangis.


”Kau hebat, Jo. Meskipun kau dinyatakan kalah, kau tetap yang terbaik. Aku bangga padamu Jo. Berlaga pada partai final tingkat kabupaten, sudah cukup bagimu untuk menutupi kekuranganmu,” kata ayah.

Suara tepuk tangan terdengar di seluruh penjuru gedung olahraga. Mereka memberikan penghormatan atas perjuanganku dalam ajang bulu tangkis ini. Aku bangga dan tetap bertekad untuk menjadi yang terbaik pada ajang yang sama tahun depan demi kebahagian orang-orang yang menyayangiku.

___________
*) Pernah dimuat di Majalah Media Jawa Timur, edisi Juli 2017
**) Guru SMA Raudlatul Muta’allimin Babat dan SMA Mambaul Ulum Wanar Pucuk, Lamongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah