Sabtu, 23 November 2019

Saksi Keteledoran dan Keserakaan "Russell"

Judul Novel : Cincin Monster
Judul Asli : Russell Troy; The Monster's Ring
Penulis : Bruce Coville
Penerjemah : Venti
Penerbit : Matahati, Jakarta
Cetakan : 1 (pertama), 2007
Tebal : 114 halaman.
Peresensi : MG. Sungatno *
cawanaksara.blogspot.com

Dewasa ini, kasus-kasus kerusuhan yang timbul akibat kenakalan remaja (anak muda-mudi) dari tahun ketahun semakin menunjukkan geliat yang meresahkan masyarakat. Remaja yang seharusnya belajar giat dan menyiapkan bekal khusus untuk menyongsong kehidupan masa depan yang lebih cerah, terjebak dalam kubangan keinginan-keinginan untuk meraih kepuasan yang sifatnya sementara dan tidak menghasilkan kemanfaatan yang cukup berarti.

Inilah salah satu alasan yang mendasari novelis Bruce Coville untuk turut mengapresiasi merebaknya kenakalan-kenalakan anak muda yang menyulut keresahan tersendiri bagi masyarakat. Dalam konteks ini, Bruce mengajak para kaula muda untuk mempertahankan potensi positif yang telah dimiliki dan mengajak bagi mereka yang sudah terlanjur berbuat sesuatu yang sifatnya merugikan diri sendiri dan orang lain untuk memperbaiki diri dan berusaha tidak mengulangi perbuatan negatif tersebut.

Bagi Bruce, untuk merealisasikan kepedulianya terhadap masa depan generasi muda agar lebih baik, tidak harus memberikan hukuman yang pedih bagi mereka yang sudah berbuat kesalahan dan menjejali nasihat-nasihat yang dalam penyampaiannya terkesan kaku, kering dan tidak toleran. Pelajaran dan hukuman dapat disentuhkan pada generasi muda dengan melakukan pendekatan emosional dan memilih momen yang sekiranya lebih mendukung hadirnya esensi pelajaran atau hukuman pada objek yang dituju.

Dalam konteks ini, Bruce memilih jalur pendekatan emosional yang muncul dari hobi dan tradisi lingkungan para generasi muda yang hendak "dibidik". Halloween, sebagai salah satu acara yang telah men-tradisi dan tersakralkan ditengah kehidupan orang-orang barat dan generasi-generasi muda mereka, dijadikan Bruce sebagai media dalam melancarkan misinya mengawal generasi muda "orang-orang barat". Acara yang terselenggara pada malam hari tanggal 31 Oktober itu sejatinya dijadikan bangsa Eropa kuno untuk merayakan berakhirnya musim gugur dan menyambut hadirnya musim semi sekaligus sebagai manifestasi penghormatan mereka terhadap ruh-ruh para santo Katolik, yang disepakati pada tanggal 1 November. Konon pada malam itu pula, roh-roh para penguasa kehidupan di bumi, bangkit dan menyertai kehidupan manusia pada saat itu, yang selanjutnya disimbolkan dengan memakai kostum-kostum horor dalam merayakan malam Hallowen tersebut.

Russel, sebagai tokoh utama yang dijadikan Bruce dalam menyampaikan keinginannya terhadap pembaca, menjadi bangga ketika dirinya memiliki kostum paling horror dan dikagumi semua peserta yang hadir pada perayaan Halloween dikotanya. Yang lebih membuat Russel senang, kostum yang digunakannya tidak berupa pakaian yang terbuat dari benang ataupun kulit binatang, melainkan perubahan fisik yang sesuai dengan keinginannya.

Kostum ajaib yang pernah dipamerkan Russel pada beberapa teman disekolah dan diketahui gurunya sebelum malam perayan Halloween itu, menjadikan salah satu temannya memiliki sifat iri dengki. Tetapi hal itu tidak menjadikan Russel bergeming sedikitpun karena kostum yang dimilikinya tidak mugkin ada yang menyaingi dan dia bisa merubah bentuk sesuai keinginan.

Optimis Russel dalam mendamba kostumnya yang tiada duanya itu terbukti pada malam perayaan yang sedang terselenggara ditengah-tengah kota yang diterangi manisnya bulan purnama. Tidak ada salah satu diantara peserta yang kostumnya mampu menyamai atau menyaingi milik Russell, apalagi pada malam puncak perayaan itu Russel mengubah bentuk fisik hingga menjadi seekor binatang besar dan bersayap dipunggungnya.

Ironisnya, karena saking dikuasainya nafsu untuk menjadi orang yang dikagumi dan diakui akan kekuatannya oleh orang lain, Russel lalai terhadap aturan yang telah diberikan oleh pemberi kekuatan pada dirinya. Yakni, larangan dalam menggunakan kekuatan yang bersumber dari sebuah cincin untuk merubah fisiknya menjadi monster yang bersayap disaat malam-malam bulan purnama. Kajadian fatalpun segera menimpa Russel. Ia tidak bisa mengembalikan wujud aslinya kebentuk semula, sehingga membawanya pada penyesalan yang mendalam.

Saking putus asa dan penyesalannya yang telah lalai terhadap aturan kesepakatan yang diperkuat dengan teguran makhluk suruhan dari pemberi cincin ajaib tersebut, Russel dengan susah payah, malu dan segudang penyesalan yang masih menggelayutinya, berusaha mencari pemberi cincin untuk minta maaf dan meminta dikembalikan dirinya pada bentuk semula. Walaupun dengan berat hati, setelah bertemu dan mendengarkan penjelasannya tentang keinginan untuk menyelamatkan temannya, Eddy, dari gangguan segerombolan pemuda-pemuda bejat dimalam Halloween -yang menurutnya hanya bisa diselamatkan dengan kekuatan yang terdapat dalam dirinya, pemberi cincin sekaligus gurunya itu memaafkan. Tanpa sepengetahuan Russel, yang sedang tertidur karena kelelahan, orang tua tersebut mengembalikan Russel dalam wujud yang semula. Sebagai hukuman kakek penyihir itu menyita kembali cincin yang telah diberikannnya kepada Russel. Tidak lama kemudian, kegembiraan pun menyeringai dari diri Russel dan bersumpah tidak akan mengulangi keteledoran tersebut.

Dalam novel inilah, Bruce meracik pelajaran-pelajaran dan teguran santai ?tapi mengena- terhadap pembaca, khususnya kaula muda, untuk mengimplementasikan nilai-nilai subtantif yang terkandung dalam perayaan Halloween. Novel tipis tapi unik ini, walaupun dalam kepenulisannya menyelap-nyelipkan pelajaran dan teguran aktual yang orientasinya menuju cerahnya masa depan generasi penerus kehidupan, tetapi tetap tidak menanggalkan aroma-aroma kemunculan dan berseminya tradisi Hallowen yang dewasa ini telah melebar diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

*) Aktivis Scriptorium Lintang Satra Yogyakarta.
http://sastra-indonesia.com/2009/01/halloween-saksi-keteledoran-dan-keserakaan-%e2%80%9crussell%e2%80%9d/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah