Jumat, 31 Juli 2020

Langkah, Dua kuntum Cinta, Gerimis Malam,...

Tukang Bunga dan burung Gagak (KumCer 4 Cerpenis)

Arif Gumantia *

Sangat bisa kita pahami, kenapa begitu banyak orang menyukai cerpen, mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Karena Cerpen bisa menjadi semacam sebuah liputan kamera, pembaca dibawa untuk menyaksikan sebuah lanskap, adegan, tokoh, konflik dari luar. Dan kadang ada pertautan antara cerita dan kisah yang di alami pembaca, atau bisa dikatakan cerpen bisa mempertautkan antara pembaca dan sebuah kenangan.

Begitu juga saat membaca buku Kumpulan cerpen dari 4 cerpenis indonesia yaitu : Agnes Majestika, Kurnia Effendi, Kurniawan Junaedhie, dan Ryana Mustamin. Cerpen-cerpen yang dimasukkan dalam buku ini juga sebagian besar sudah dimuat di media cetak, baik surat kabar harian, maupun majalah. Kompas, Femina, Anita cemerlang, Horison, dll. Sehingga cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini begitu memikat. Cerpen-cerpennya sebagian besar seperti puisi yang punya banyak makna untuk ditafsirkan.

Agnes Majestika, Dokter Hewan lulusan IPB dan Pascasarjana UGM, sekarang bekerja sebagai PNS di Dinas Peternakan Bengkulu, hadir dengan 4 buah Cerpen : Calon adik untuk Bhy, Istri, Langkah, dan Alibi. Dalam calon adik untuk Bhy, tema yang diambil sungguh menarik dan futuristik. Merancang sebuah bayi lewat komputer. Cerpen “istri” adalah deskripsi tentang sifat seorang Laki-laki. Penceritaan dengan sudut pandang si “laki-laki” cukup menarik untuk diikuti. Laki-laki yang sering bersifat jantan, tetapi juga punya sifat rapuh dan terpaksa. Cerpen “Langkah” terlihat Agnes Piawai dalam detail. Terutama saat bercerita tentang desa dan peternakan. Sedangkan cerpen “alibi” membongkar habis sifat Cemburu kaum laki-laki yang kadang tidak mau diakuinya.

Kunia Effendi, sastrawan yang sudah tidak asing lagi, beberapa kali diundang untuk perhelatan sastra dan sudah begitu banyak buku yang diterbitkan. Alumni FSRD ITB ini hadir dengan 4 cerpennya : “ Ikebana Bagi Calon Mama, Dua Kuntum Cinta, Pojok Kafe Simpang Lima, dan terompet. Dalam cerpen-cerpennya banyak permainan emosi dan pergolakan bathin tokoh yang dapat kita terka melalui deskripsi perasaan dan pikiran tokohnya. Juga kutipan-kutipan dari syair Leo Kristi bisa menyatu dengan cerita dan menghadirkan pesona nuansa puitis.

Pada “Ikebana bagi calon mama” sebuah cerita tentang kepedihan dalam perjalanan hidup manusia, tentang misteri kematian. Siap-siap bagi pembaca untuk mengusap air mata yang mungkin menetes, saat membaca ending cerita. “dengan simfoni kutegak melangkah, dengan dirimu di hati ini” syair lagu serenada pagi 1971 Leo Kristi menghiasi cerpen kedua :Dua kuntum cinta” . sebuah kisah cinta yang membuat pembaca bisa mempertautkan antara dirinya dengan kenangan yang pernah terjadi di masa lalu. Cerpen ketiga “pojok simpang lima’ membuat kita seakan menikmati sebuah Puisi yang panjang. Karena deretan kalimat-kalimatnya begitu puitis dan kaya makna. Dan cerpen terakhir “Terompet” yang pernah dimuat di majalah Horison, maret 2005 adalah cerpen dengan tema kemeriahan Tahun Baru yang begitu memukau dalam detail suasana dan ending yang cukup menghentak.

Kurniawan Junaedhie, pernah menjadi redaktur di beberapa majalah kelompok kompas-gramedia, penulis sejak 1974 di berbagai media massa, kumpulan buku Puisinya adalah Cinta seekor singa. Juga hadir dengan 4 buah Cerpen Tukang Bunga dan Burung gagak, Opera Asmara, Sepatu Elvis, Kenangan Keluarga. Menurut Kurniawan, untuk mengarang cerpen dibutuhkan kesabaran. Kesabaran untuk mengamati, merenungkan, kemudian mengungkapkan dalam bahasa.

Saya suka sekali membaca cerpen “Tukang Bunga dan Burung gagak’ yang bercerita dengan tema Mitos Burung gagak dan kematian. Dengan narasi yang memikat kita bisa betah membaca alur kalimatnya sampai di akhir cerita. Pembaca diundang untuk mengais makna dan menyimpulkan pesan yang ada dalam cerita. Opera Asmara bercerita tentang sesuatu yang sering kita lihat di realitas media, Pejabat yang kelihatan santun dan berwibawa ternyata mempunyai “wanita simpanan’. Cerpen “sepatu Elvis” membuat pembaca bisa tersenyum atas kehebohan karena sebuah sepatu. Tema yang jenaka dan menarik. “Kenangan Keluarga’ cerpen keempat yang membuat Pembaca menjadi merenung begitu banyak sebenarnya ruang rahasiai yg tersimpan dalam keluarga. Dan saat kita mengetahuinya diperlukan sebuah Kebijakan untuk mengungkapkannya atau tidak.

Dan Cerpenis Terakhir adalah Ryana Mustamin, Head Corporate Communications of AJB Bumiputera 1912. alumni magister manajemen komunikasi universitas indonesia, menulis cerita pertama kali saat duduk di kelas 5 SD. Dan cerpen-cerpennya sudah tersebar di berbagai majalah. Sebagai wanita karir Opini dan Esainya tersebar di berbagai Media massa seperti Tempo, Kompas, dan Majalah InfoBank. Mbak ana, begitu biasanya saya memanggilnya, menghadirkan 4 cerpen Dahaga, Gerimis malam, Tenriawaru, Dan Napak Tilas. Menurut Mbak ana semua cerpennya lahir tanpa Pretensi, lahir bukan dalam rangka ini atau itu. Hanya semata-mata karena ingin menulis.

Cerpen Dahaga menyergap kita sejak awal cerita, tentang sebuah sosok misterius yang tiba-tiba hadir dalam keseharian seseorang. Sebuah sosok yang imanjinatif , yang sering mengajak untuk beradu argumentasi, saat kita mempunyai sebuah hasrat. sosok yang pada ending cerita kita akan menemukan siapa dia sebenarnya. Dalam gerimis malam kisah yang dihadirkan adalah sebagian kisah yang dialami wanita, tentang kebencian seorang wanita terhadap laki-laki akibat luka yang digoreskannya. Cerita dari sudut pandang seorang wanita. Dalam Tenriawaru mbak ana bercerita tentang sebuah gaya hidup, gaya hidup yang sebagian ada di sekitar kita. Hidup bersama tanpa menikah. Di sini justru menarik, karena cerpenis tidak berusaha untuk menggurui, cerpenis bukan pencerita yang sedang berkhotbah. Hanya menuliskan dalam sebuah cerita, pembacalah yang punya hak menilai dan menyimpulkannya. Dalam cerpen terakhir napak tilas ada kisah tentang misteri dan trauma yang membayangi sebuah kecelakaan kereta. Permainan kalimat yang meluncur membuat kita seakan masuk dalam cerita dan hidup dalam sebuah trauma yang menghimpit.

Beruntung sekali saya dapat membaca cerpen-cerpen ini, cerpen yang ditulis di tahun 1984 sampai 2009. kisah-kisah yang inspiratif. Kisah-kisah yang kadang kita rasakan bukan sebagai sebuah Fiksi tapi sebuah kenyataan. Semoga buku ini bisa memberikan semangat bagi penulis- penulis lainnya, dan juga memberikan kontribusi yang Positif Bagi Sastra Indonesia. Bravo Sastra Indonesia!

_______________

*) Arif Gumantia, Penggemar Cerpen dan penggemar nasi pecel.

http://kalbukita.blogspot.com/2010/11/langkah-dua-kuntum-cinta-gerimis-malam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah