Editor: Arif Koes
Dunia sastra Indonesia berduka. Sastrawan Iman Budhi Santosa meninggal dunia pada hari kamis 10 Desember 2020 pagi. Iman meninggal di rumah kontrakannya di Kota Yogyakarta, karena sakit jantung. Penulis kelahiran Magetan, Jawa Timur, 28 Maret 1948 itu telah menerbitkan karya-karyanya berupa puisi, novel, cerita pendek, hingga geguritan (puisi berbahasa Jawa).
Sejumlah karyanya mengulas tentang budaya Jawa seperti novel “Bayang Kertapati” pada tahun 1976 dan kumpulan sajak “Ziarah Tanah Jawa” di tahun 2013. Iman baru saja meluncurkan buku terbarunya, “Seni Mencipta Puisi: Menyingkap Rahasia dan Teknik Penciptaan Puisi dari Sang Maestro.”
“Dua hari lalu, beliau dengan riang hati, masih sempat menandatangani buku terbarunya itu,” kata Tia Setiadi, pengelola Circa, penerbit buku baru karya IBS saat dihubungi Gatra. “Seluruh hidup beliau adalah dedikasi kreatif kepada sajak dan kemanusiaan,” imbuh Tia.
Semasa muda, Iman aktif di Persada Studi Klub (PSK), komunitas para sastrawan di Maliboro, di bawah binaan penyair Umbu Landu Paranggi. Selain IBS, komunitas ini juga diisi sejumlah sastrawan, seperti Emha Ainun Najib, mendiang Linus Suryadi AG dan Korrie Layun Rampan.
Ucapan belasungkawa disampaikan budayawan Cak Nun di laman dan media sosialnya. “Dengan rasa sangat kehilangan dan duka yang mendalam, seluruh Keluarga Kadipiro dan Jamaah Maiyah mengantarkan sesepuh kami ke haribaan Allah swt,” demikian tertulis di caknun.com
Menurut dia, Iman adalah sosok teladan. “Teladan kami yang jiwanya dipenuhi iman, sepanjang hidupnya memancarkan budi yang membangun kesentosaan bersama,” tulisnya. (Gatra.com)
***
Sastrawan Iman Budhi Santosa Tutup Usia
Jauh Hari Wawan S.
Dunia sastra Indonesia kembali berduka. Sastrawan kenamaan Iman Budhi Santosa tutup usia pagi tadi di Kota Yogyakarta. Penulis yang dikenal dengan sebutan IBS itu meninggal di kamar kontrakannya. Kabar meninggalnya IBS dibenarkan oleh salah satu koleganya yaitu Sigit Sugito. Ia mengatakan, IBS meninggal karena penyakit jantung.
“Tadi pagi, jadi diketahui pukul 08.00 WIB,” kata Sigit saat dihubungi wartawan (10/12/2020). Sigit yang juga merupakan penyair itu menjelaskan IBS meninggal di rumah kosnya daerah Dipowinatan. Ia menjelaskan penyebab meninggalnya IBS, karena penyakit jantung.
“(Meninggal) di rumah kos, beliau sudah lama sekali ngontrak di Dipowinatan. Dia punya penyakit bawaan jantung. Beberapa tahun terakhir ini memang jantungnya bermasalah,” ungkapnya. Dan Sigit menjelaskan, jenazah almarhum akan dimakamkan hari ini di Makam Seniman Giri Sapto, Imogiri, Bantul. Saat ini masih menunggu kedatangan anak-anaknya yang masih berada di Semarang.
“Ini masih nunggu anak-anaknya karena masih di Semarang. Ini jenazahnya belum disucikan masih nunggu keluarga, tetapi keluarga sudah memasrahkan untuk dimakamkan di Makam Seniman jam 13.00 WIB,” ucapnya. “Dua hari sebelum meninggal, saya ke sini (ke rumah kos IBS) ngobrol 2 jam lebih. Banyak hal yang kita bicarakan, baik rencana-rencana, kegiatan baik masa lalu,” kata Sigit.
Iman Budhi Santosa, lahir di Mageten, Jatim pada 28 Maret 1948. Sejak muda berkecimpung di dunia sastra dengan bergabung di Persada Studi Klub (PSK) di Kota Jogjakarta yang digawangi penyair kenamaan Umbu Landu Paranggi.
Di PSK, bakat kepenyairan dan sastra Iman semakin terasah. Dia bergaul akrab dengan para penyair dan sastrawan lain yang tergabung di dalamnya, seperti Linus Suryadi Ag, Emha Ainun Nadjib, Ragil Surwarna Pragolapati, Korrie Layun Rampan dan lain-lain.
Sepanjang karir di dunia sastra, IBS tercatat telah membuahkan setidaknya 4 antologi puisi, 3 novel, 1 kumpulan cerpen, 1 antologi geguritan (puisi berbahasa Jawa), beberapa kumpulan esai serta sejumlah buku kajian budaya. (sip/mbr) (News.detik.com)
***
Keterangan foto: dari pelbagai sumber facebook.com dan web.whatsapp.com http://sastra-indonesia.com/2020/12/sastrawan-iman-budhi-santosa-ibs-meninggal-dunia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar