Senin, 14 Desember 2020

Spirit Revitalisasi Dalam Mengungkap Teks

Agus Sulton *
radarmojokerto.co.id
 
/1/
Kepulauan nusantara sejak kurun waktu yang lampau memiliki beragam sejarah peradaban dan peninggalan. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas dalam bahasa dan jenis aksaranya. Lewat berbagai temuan dan analisis isi manuskrip diberbagai daerah di nusantara akhirnya dapat diketahui bahwa setiap daerah mempunyai kekayaan intelektual dalam berbagai dasar ilmu. Kekayaan inilah yang menarik perhatian para penjajah sumber budaya untuk memburu manuskrip di pelosok-pelosok nusantara. Tujuannya tidak lain adalah untuk lebih mengetahui adat istiadat dan mempelajari budaya nusantara masa lampau guna memperluas wilayah jajahan dan akhirnya pengakuan hak paten.
 
Manuskrip itu merupakan salah satu peninggalan masa lalu dalam bentuk tertulis yang diturunkan secara turun temurun?-sejak dulu sampai sekarang ini. Penulisannya menggunakan tulis tangan di atas kertas, daun lontar, bambu, kayu, batang tebu dan sebagainya. Sebagian besar manuskrip tersebut tersimpan di perpustakaan atau meseum, baik di dalam negeri ataupun di luar negeri, bahkan beberapa manuskrip masih banyak yang disimpan oleh masyarakat sebagai koleksi pribadi.
 
Dalam pengkajian lebih lanjut, karya tulis nenek moyang kita itu?-diindikasikan banyak mengandung informasi yang berlimpah. Isi manuskrip tidak hanya sebatas pada kesusastraan, tetapi menyangkut berbagai bidang seperti: pengobatan, hukum adat istiadat, mitologi, tauhid, silsilah (keturunan raja, tariqat, keluarga), primbon, dan sebagainya. Siti Chamamah Soeratna, dalam Filologi Sebagai Pengungkap Orisionalitas dan Transformasi Produk Budaya (2003) mengatakan, secara teoritis, naskah klasik menyimpan berbagai informasi yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kandungan informasi yang dibawanya seperti sastra, sejarah, pengobatan, adat istiadat, agama, dan sebagainya. Oleh sebab itu, para ahli dari beberapa disiplin ilmu setidaknya bisa menjadikan manuskrip sebagai data untuk menggali suatu informasi. Para sejarawan misalnya sudah lama memanfaatkan sejarah babad sebagai bagian bukti otentik dalam mengetahui hari jadi sebuah daerah atau kota.
 
Ada banyak hal yang lebih berguna apabila merefleksikan kembali ke masa lalu lewat manuskrip. Bisa jadi diperlukan untuk menaklukan dunia hiperrealitas sebagai dampak kekeliruan zaman modern. Atas dasar itulah manuskrip perlu untuk digali sebagai jembatan penghubung masa lampau dengan masa sekarang. Manuskrip itu sendiri adalah saksi sejarah yang terjadi pada zamannya. Hal ini, harus diperlakukan seadil-adilnya jika memang identitas suatu bangsa berkeinginan menjadi bangsa yang hebat.
 
/2/
Dalam perkembangannya, aspek sejarah ini berkaitan dengan aspek sosial, sehingga ajaran nilai budi pekerti sebagaian mendominasi dalam menyampaikan gagasan atau amanat dari berbagai aspek kehidupan. Seperti yang diungkapkan dari beberapa hasil penelitian terhadap manuskrip kuno oleh para filolog Indonesia dan dunia pada sebagian naskah Nusantara. Karya-karya yang ditulis orang pendahulu kita sangat kaya dengan aspek-aspek nilai instrumental?dengan memiskinkan unsur hiburan, walaupun ada nilai hiburan?itupun bukan dominasi primer, bahkan bisa dijadikan jembatan untuk melemahkan pemikiran si pembaca yang dikemas dalam bentuk cerita hiburan. Karena tulisan orang masa lampau bisa jadi sebuah pesan ideologi untuk mempengarui masyarakat?yang pada saat itu mudah untuk terprofokasi, termasuk metode dalam penyabaran agama Islam yang di dalam ajarannya sarat berbagai lukisan kehidupan, buah pikiran, tuntunan, nasehat dan sebagainya.
 
Sikap-sikap itulah yang dijadikan sebagai tonggak umat manusia sejak dulu sampai sekarang?untuk diterima dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu dalam setiap tindakan manusia harus mempertimbangkan baik dan buruknya suatu tindakan, serta tidak melanggar etika dan norma yang berlaku dilingkungan sekitarnya. Sikap ini dinamakan dengan budi pekerti. Budi pekerti merupakan landasan moral bagi manusia dalam menapaki hidup.
 
Salah satu manuskrip yang mengajarkan nilai budi pererti adalah Syair Kanjeng Nabi yang terdiri dari 26 halaman bolak-balik ditulis dengan huruf Arab (pegon) berharakat, berbentuk syair. Manuskrip tersebut tersimpan di perpustakaan pribadi Agus Sulton bernomor AS. Ar. 12. Diduga naskah ini terdiri atas berbagai macam bahasa, ada bahasa Sunda, bahasa Makasar, bahasa Bugis, dan bahasa Aceh dengan nama Nabi Meucuko.
 
Manuskrip Syair Kanjeng Nabi secara umum berisi tentang Nabi Muhammad dalam peristiwa dicukur oleh malaikat Jibril atas dasar perintah Tuhan. Jibril turun ke bumi dengan membawa daun kastuba dan diantar oleh 20.000 malaikat. Daun itu akan dipakai sebagai topi Nabi Muhammad setelah dicukur.
 
Dari sudut pandang lain, kandungan teks syair ini juga menyimpan khasiat doa yang berjumlah 28 macam. Serta menggambarkan kehidupan Nabi Muhammad, yaitu kehidupan di antara masyarakat Jahiliyah yang berperan sebagai manyampai wahyu kepada umatnya. Dalam hal ini, memberitahukan manakah yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan mudharat dan mana yang halal dan yang haram.
 
Seperti yang terdapat dalam kutipan teks Syair Kanjeng Nabi berikut:
aja kasi kufur ing Allah jangan sampai kufur kepada Allah
lan muga-muga Allah nulungi dan semoga Allah membantu
ing wong kang gelek maca kepada orang yang sering membaca (syair)
 
Sedikit ungkapan teks syair tersebut merupakan peringatan bahwa dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, kita harus taat kepada Allah dan bersyukur. Kekuatan yang paling tinggi hanyalah kekuatan dari Allah. Itulah sebabnya, Allah akan memberikan kemudahan (membantu) bagi manusia yang tetap menjalankan pada ajaran Islam (teks dalam syair) dan menjauhi dari segala larangan-Nya.
 
Seiring dengan itu, ungkapan nilai teks Syair Kanjeng Nabi bisa juga di jadikan alternatif atau pedoman dalam kehidupan berkepribadian budi pekerti atau bisa jadi sebagai alat pengendali, dalam arti untuk membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan kufur kepada Allah. Orang yang berbudi pekerti secara tidak langsung akan dapat terhindar dari sifat-sifat tercela seperti rasa dengki dan iri hati.
 
Kombinasi sinergis antara nilai-nilai budi pekerti dan manuskrip lama merupakan suatu muatan intensitas dalam jati diri suatu masyarakat atau bangsa sebagai revitalisasi dalam mengungkap teks manuskrip sehingga karakter seseorang bisa dijadikan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal karakter dideskripsikan sebagai nilai kemanusiaan yang lebih tinggi. Untuk itu, nilai budi pekerti merupakan dasar pengetahuan yang perlu dipelajari dan dilaksanakan. Dari situlah nilai budi pekerti akan tetap teraktualisasi dalam kehidupan seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan.
***
 
*) Agus Sulton lahir di Jombang, 1986. Status sebagai mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Jombang. Penggiat di Lingkar Study Warung Sastra (LISWAS, komunitas tulis dan apresiasi sastra) Ngoro-Jombang. Kumpulan puisi pribadinya ”Tetesan Tinta Air Mata” (ditulis dari tahun 2002-2005), ”Sketsa Tak Bermantra 1” (ditulis dari tahun 2004-2006), ”Berhias Mata Kaca” (ditulis dari tahun 2006-2008), dan “Kantin Pelatuk Naga” 2010. Karya lainnya berupa cerpen, esai, dan 1 novel pribadi ”Rembulan Bernyanyi”. Saat ini tinggal dan berkarya, di Desa Rejoagung, Kec Ngoro, Kab Jombang JATIM. http://sastra-indonesia.com/2010/07/spirit-revitalisasi-dalam-mengungkap-teks/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah