Sabtu, 27 Februari 2021

PENJARA MATAHARI

R. Timur Budi Raja
 
Pada saat lampu dihidupkan, pertanda pertunjukan ini dimulai. Cahaya kuning, pucat memecah ke seluruh ruang. Sebuah trap kecil berada di tengah panggung. Di atasnya, sebatang lilin menyala redup. Kemudian terdengar letup senapan, sekali saja. Lampu pun padam.
 
ADEGAN I
 
Dua orang perempuan masuk ke panggung.
“Ambil, ambil hatinya! Masukkan ke dalam gelas bening, cucikan pada mata air, lalu lemparkan ke bulan! Lalu lemparkan ke bulan!”
“Ambil, ambil hatinya! Masukkan ke dalam gelas bening, cucikan pada mata air, lalu lemparkan ke bulan! Lalu lemparkan ke bulan!”
Kedua perempuan ke luar membawa lilin yang padam.
 
ADEGAN II
 
Sang Tokoh. Masuk.
Celana yang dikenakannya pendek hitam, Ia berbicara dengan hatinya. Musik ngelangut. Usahakan penonton terbawa tanpa harus memecah perhatian ke arah yang lain. Sebentar saja.
Musik mereda tiba tiba, disusul suara dari luar.
“Kamu telah membunuhnya!”
(Sang Tokoh terkejut, mencari asal suara).
“Kamu telah memadamkan api!”
(Sang Tokoh mulai gelisah).
Suara dari luar panggung
“Bukankah kamu menginginkannya mati”
“Bukankah kamu benar-benar membencinya”
“Bukankah kamu telah mencincang tubuhnya sebelum mayatnya dibuang ke laut”
 
ADEGAN III
 
Keadaan menegang. Sang Tokoh memanggil Parmin dan Paijo.
Parmin dan Paijo tergesa-gesa masuk. Mereka mengambil posisi di samping kiri dan kanan Sang Tokoh.
Sang Tokoh.
“Kenapa dinding ini bergerak, kenapa setiap sudut tembok ini berbicara?”
Parmin dan Paijo tak menjawab.
(Suasana ngelangut lagi)
Sang Tokoh. Asyik dengan dirinya.
 
ADEGAN IV
 
Suasana menghening. Tak ada aktivitas.
Ada tembang di luar.
“Ngger tidurlah ngger! Matahari yang kau lipat ke dalam sepatumu anakku, tidaklah tersia-sia. Semesta menyambutmu dalam kedamaian. Dalam kedamaian!”
 
ADEGAN V
 
Parmin dan Paijo mematung.
Suara dari luar.
“Tapi kamu telah membunuhnya!”
“Ya, dia membenamkan peluru ke tubuh pemuda itu!”
Sang Tokoh memandang kedua telapak tangannya.
Seperti bertanya entah kepada siapa;
“Darah, - darah peluru, - peluru?”
 
ADEGAN VI
 
Musik agak ribut, suasana tegang. Sang Tokoh sontak berteriak,
“Diam, aku tak ingin membunuhnya! Aku cuma tak sengaja menembaknya. Aku hanya ingin menakut-nakutinya! Aku cuma ingin mendiamkan tatapannya yang liar!”
Suara dari luar.
“Tapi kematian telah terjadi!”
“Suara-suara kemerdekaan telah dibungkam!”
Sang Tokoh limbung. Berteriak lagi.
“Diam! Aku tak, ----- Parmin, Paijo ? !”
Tangan Sang Tokoh menunjuk ke luar.
Parmin dan Paijo berlari.
Suara dari luar.
“Kamu telah membunuh matahari!” (musik tegang)
“Kamu telah melukai hidup!” (musik semakin tegang)
“Kamu telah memenjarakan lidah!”
“Kamu tidak membiarkan udara menetes dan mengalir!”
Suara tembakan tiba tiba pecah di tengah situasi ini. Musik berhenti. Sang Tokoh memegang dada sebelah kiri, terhuyung ke arah penonton. Lalu jatuh!
 
ADEGAN VII
 
Dua orang perempuan masuk. Mengambil Sang Tokoh.
“Ambil, ambil hatinya! Masukkan ke dalam gelas bening, cucikan pada mata air, lalu lemparkan ke bulan! Lalu lemparkan ke bulan!” “Ambil, ambil hatinya! Masukkan ke dalam gelas bening, cucikan pada mata air, lalu lemparkan ke bulan! Lalu lemparkan ke bulan!”
 
– Pertunjukan selesai –

http://sastra-indonesia.com/2010/04/penjara-matahari/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah