Jumat, 04 Juni 2021

BAJAK LAUT, BAJAK SAWAH, BUKU BAJAKAN

Gol A Gong *
 
Sewaktu kecil, saya sesekali mengenakan topi bajak laut dan mencegat Emak atau Bapak di halaman rumah. Saya periksa tas oleh-olehnya. Saya bajak dulu oleh-olehnya. Pokoknya saya senang jika berhasil menjadi orang pertama yang mendapatkan oleh-oleh.
 
Di hari lain, saya sering menyendiri di Banten Utara. Membayangkan jadi Sultan Ageng Tirtayasa; dia memandangi persawahan yang membentang di hadapannya. Para petani membajak sawah dengan kerbaunya. Tapi kenapa Banten Utara masih jadi daerah miskin seperti ketika Multatuli mengabarkannya di novel Max Havelaar?
 
Kini saya duduk gelisah. Kawan-kawan sesama penulis mengabarkan tentang Tere Liye yang marah-marah kepada para pembajak buku dan mengkategorikan pembeli buku bajakan itu "goblok". Eka Kurniawan juga memrotes. Kurnia Effendi dan masih banyak lagi. Di tahun 90-an, ketika Tere dan Eka masih jadi pembaca, buku-buku saya juga dibajak. Belum ada internet, sehingga saya tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menulis buku yang baru.
 
Kemudian apa yang harus saya lakukan sebagai Duta Baca Indonesia? Ya, menulis.
 
Sudah 4 hari saya membagi-bagikan buku motivasi "Gigih" (Republika) karya Diday Tea alias Dedy M Sugiharto dan novel Balada SiRoy karya saya kepada orang-orang yang berkunjung ke stand Rumah Dunia sambil menghimbau jangan membeli buku bajakan. Ini seperti gerakan "mengganggu". Anda membajak buku, saya membagikan buku secara gratis. Moral combat.
 
Saya juga menyaksikan bagaimana warga Banten membelanjakan uangnya di Festival Hari Buku Nasional, yang digagas IKAPI Pusat dan Banten. Lokasi di auditorium Untirta Banten, kampus baru Sindangsari, Pabuaran, Kabupaten Serang, tidak membuat patah semangat. Mereka berdatangan dari pelosok Banten, bahkan dari Lampung, Jakarta, Bekasi, dan Bogor.
 
Mereka rata-rata membeli buku yang diskonnya gila-gilaan di zona kalap. Tapi di zona diskon hingga 25% juga ramai. Orang-orang mengantre. Pemandangan di depan saya ini seolah-olah sedang ada perlawanan terhadap fenomena buku bajakan di toko online.
 
Sementara itu selain fenomena buku bajakan, kita juga dihadapkan pada fenomena rendahnya minat baca orang Indonesia. Menurut UNICEF, dari 1000 orang Indonesia hanya 1 yang membaca. Atau PISA (2016) meneliti kemampuan membaca, matematika, dan science pelajar Indonesia di urutan ke 60, satu tingkat dari negara Wakanda di urutan 62.
 
Saya akan membahasnya. Antara minat baca yang rendah dengan buku bajakan itu terjadi tarik-menarik.
 
Anda percaya minat baca orang Indonesia rendah? Saya: tidak! Saya hampir setiap hari berada di lapangan. Saya menemukan jawabannya. Ternyata lebih kepada sulitnya mengakses buku-buku. Di Indonesia tersebar belasan ribu taman bacaan masyarakat, perpustakaan desa, komunitas literasi dimana koleksi buku mereka tidak variatif. Terutama di Indonesia Timur. Forum TBM, 1001Buku, dan Pustaka Bergerak mencoba mencarikan solusi dengan membagi-bagikan buku secara gratis. Maman Suherman secara pribadi - bekerja bersama jasa pengiriman JNE - mengirimkan buku-buku ke NTT dan Papua.
 
Anda percaya orang Indonesia senang membeli buku bajakan? Saya: tidak. Saya lebih mempercayai, jika orang-orang lebih memilih buku yang harganya murah. Kenapa harus membeli yang mahal, jika ada yang murah? Fenomena itu sering kita jumpai di mana-mana. Jika ada pesta diskon gila-gilaan seperti di Festival Hari Buku Nasional ini, orang-orang menyerbu.
 
Pertanyaan menarik adalah: kenapa bisa ada harga buku terjun bebas, yang kemudian sering juga dikeluhkan penulis? Atau penulis A mengunggah foto di medsos: Buku lu parah, harga murah! Buku gua nggak ada, berarti best seller, dong!
 
Saya tidak bisa bisa menyalahkan pembeli buku bajakan, apalagi dengan embel-embel: goblok. Hukum pembeli adalah mencari barang dengan harga semurah mungkin. Tapi menyalahkan pembajak buku juga tidak cukup. Mereka melihat permintaan tinggi, maka mereka memenuhinya. Hukum dagang.
 
Lantas: bagaimana?
 
Pemerintah sudah mengeluarkan UU nomor 3/2016 dan turunannya PP Nomor 75/2019 tentang Sistem Perbukuan. Tapi belum ada satu provinsi pun yang meresponnya dengan membuat Perda serupa di daerah. Itulah yang disebut "hulu literasi"; mereka adalah para gubernur dan anggota dewan. Kita di "hilir literasi" sudah jungkir balik mengurusi literasi masyarakat secara swadaya.
 
Hulu Literasi di daerah seharusnya segera membuat Perda Perbukuan, agar ekosistem perbukuan sehat. Penerbit, penulis, toko buku, dan pembeli terlindungi. Di Banten, Andi Suhud Trisnahadi  (Ketua IKAPI Banten) dan Dr. Firman Venayaksa, M.Hum (Direktur Untirta Press) sudah memulainya dengan Maman Fathurrohman , Ph.D (Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan), Kemdikbud RI, menginisiasi "Sosialisasi Perda Sistem Perbukuan" di awal puasa lalu. Semoga tidak lama lagi Perda Sistem Perbukuan di Banten terbit.
 
Saya yakin, jika Perda Sistem Perbukuan di semua daerah di Indonesia dibuat, kita akan bersepakat bahwa buku murah yang kita sebut buku bajakan itu bisa diproduksi para penerbit. Para pembeli akan berduyun-duyun ke toko buku dan mengantre di kasir, karena buku jadi murah harganya. Buku akan semakin tinggi derajatnya.
 
Jadi, kamera para penulis diputarbalikkan sekarang. Arahkan ke para gubernur dan DPRD di wilayah masing-masing.
 
Bagaimana menurut Anda?
Jika berbeda pendapat, tetap satu tujuan. Yaitu: harga buku jadi semurah buku bajakan.
 
Serang 30 Mei 2021
 
*) Gol A Gong, Duta Baca Indonesia 2021-2025, Berdaya dengan Buku.

http://sastra-indonesia.com/2021/06/bajak-laut-bajak-sawah-buku-bajakan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah