Rabu, 30 Juni 2021

Sajak-Sajak Gampang Prawoto

BOJONEGORO I
 
aku,
rindu kemolekan
sejarah tanpa relief dan prasasti
atau musium yang dipaksakan
walau kadang sekedar basa basi
 
aku
kenang belai dentuman larung
kemakmuran waktu merintih
rintih upeti tanda kesetiaan
walau kadang sekedar basa basi
 
aku
ukir bentangan hati di tanah kapur
peluh rerimbunan jati melambai kasih
pengembala tertidur diatas seonggok jerami
tanpa sebilah kursi
 
aku
terbayang lenguh wajah malawapati di langit
bojonegoro, mengerat butiran asap cerutu
tembakau tak bersemi musim
rintih senyum kuning sang dewi tersipu
riuh mengalir ombak di sudut menara pengharapan
 
aku
terbenam pada miniature
bungalow, bandara, lapangan golf
jalan tol
tanpa nama, tanpa alamat, pada sebuah etalase
yang menempel disela sela fosil gigimu
 
Pejambon, 15 Agustus 2007
 
 
 
BOJONEGORO II
 
senja abu abu masih
masih menggelantung di kotamu
kata
reformasi pernah aku baca di ponten
terminal lama persis searah senja
kencingku mencari lembah lembah
lembab tak bernalar
 
sedang apa kawan !
sapa sekawanan lalat diatas
bekas pembungkus rujak lontong
lalat itu bersiul, penyelaras ruh
kata sumbang dan nada fals saat bernyanyi
reformasi…, reformasi…, reformasi…
entah berapa kali, mirip lantunan
syair calo penerimaan pegawai negeri.
 
selang rentan tanpa waktu
segerombolan lalat mengerumuni amis pekat
batang lonjor setengah karatan
pipa kering yang entah akan basah
oleh bekas bekas kaki putih “Tom and Gerry”
sepahan uban yang luput dari saputan handuknya.
 
lalat itu masih menjilat sayapnya
terbang dan hinggap di tempat kuyup
sebasah bendungan bengawan solo
tiba – tiba
buncit perutku melilit karena lalat entah
ponten terminal baru mengulurkan senyum wangi
bersih mengulun harum, tanpa coretan setitik
kata diantara kalimat keresahan
sekuat tarikan nafas, sembari mendongak
eeeeek……eeeeek……
“sesudah reformasi harap disiram kembali”
 
kalimat itu menempel ketat diselangkang saat
kubersihkan kotoran dekat kemaluanku
 
Pejambon, 17 Agustus 2007
 
 
 
BOJONEGORO III
 
aku jala matahari
aku ikat diatas langitmu
 
“Jer Kerta Raharja Mawa Karya”
mengangkasa membisikkan binar kasih
diantara celah kota, menerobos ayunan
daun daun jati menghangatkan
perdu yang enggan menyebutkan
namanya
 
gemericik onomatupe cakrawala
seindah pandangku menginjak
namamu, “asri” terkenang
“bangkit” menantang
 
kenangan indah menantang
tanpa menyimpan bersit harum melati
ronce penghias rambut setyowati
 
taman – tirta – wana – wisata
tanpa hutan, gua lawa
tinggal baunya, kayangan api
yang merana atau gunung pandan
secantik gendrasari lugu
tanpa pupur dan gincu
 
matahari tetap diatas otak
otak dekilmu meleleh deras
menjilma sawah, kapling tanah
dan rumah rumah mewah, orgasme
mencair bersama sempalan iga
pecahan hati
simpanan
simpanan
mu
 
Pejambon, 09 September 2007
 
 
 
BOJONEGORO IV
 
tiga dua sembilan, ikut
pasti keluar angka ramalan
mimpi merah kuning hijau dan putih
masih berserakan diatas meja
panjang penjual togel
 
merangkak menjilat mimpi
menapak angin sejauh keriput
asa memanggil, panggil nafasmu
telapak telapak kaki meranggas pilu
antara baureno padangan
jemari tangan basah kuncup bening
bersemi kedewan sekar
percik peluh kerut dahi kau lewati
masa kering dalam ingatan
 
lirih senyum kemarau
menghias jejal penggalan desah
basah riuh deret pompa pompa bensin
sambil sesekali melirik engahan kata
“hati – hati disini sering terjadi kecelakaan”
“hati – hati jalan berlubang”
 
gerimis dari setengah hujan dan hati
hanya jeruji pagar membasah
rintik beranda rumahmu
tiga ratus dua puluh sembilan
slumbung slumbung air kehidupan
berevolusi, air mata tenggelamkan kota
dengan kata
 
“temaram” pernik lampu tepian jalan
bandar bandar togel masih
rajin tawarkan ramalan ramalan
pengharapan “menyok rasa minyak”
oles pada ujung pisang raja sebelum lumat
lumer, muncrat kering menjadi ledre
 
tiga dua sembilan
lalu berapa?
 
Pejambon, 20 September 2007
 
 
 
BOJONEGORO V
 
selamat !
igauan sunyi menelusuri embun bisu
malam ingus membasahi bantal
peraduan menggelar gugusan peta basah
pulas menyeruak arsiran hitam tergopoh
ayam membagikan kokoknya.
 
guratan kanvas bengawan solo
meninggalkan aliran, air menggenang
mengenang prahu prahu melewati pintu
bocah kecil mendorong ikatan tali
batang pisang bersama “teman sepermainan”
mengayuh “bungkusan” nasi basah
keringat dermawan kepengungsian
pengungsian
 
cat airmu tertumpah pagi
menjadi “obsesi” keremangan
kegamangan warna terang, gelap
atau transparan candikala senja
gradasi menoreh irak atau las vegas dari ujung
ujung kuas “A” tak bertulang
 
“selamat ulang tahun tiga tiga kosong ”
angin tiup lilin dengan udara tanpa hawa
“bingkisan” tangker memasuki pintu
cerobong asap dapur persemaianmu
tanpa jendela katanya
semoga
“pengungsian” tubuh nihil “pengasingan”
walau pendidikan dan kesehatan cengkeh yang dikeringkan
kotaku tetap mercusuar dunia
maya
 
Pejambon, 21 September 2007
 
 
 
BOJONEGORO VI
 
airmu
menggenang
padi padi bersujud
pada hamparan sawah ladang
rumah rumah pada permandian suci
persemaian agung, memenggal jalan
tanpa jala dan jarring, perkampungan makam
tertanam makam
 
air airmu
mengenang
tenda tenda pengungsian
nasi-bungkus gatal-gatal dan diare
beras berselimut gelaran tikar pandan dan layar
terkembang, menyusuri denah denah kemiskinan
pada peta kantong kantong
politikus
 
kencang laju bendera kibarkan bisik
bisikan angin kemesraan
airmu
terhempas badai mi-mi instan
airmu
menyurut
perahu perahu karet menyusut
kandas diatas hamparan beras
beras dalam gudang
 
masgampang plat”S” Januari 2008
 
 
 
BOJONEGORO VII
 
bim… salabim…!
abra… kedabra…!
 
beribu kuping
memajang nadi tanpa figura
panjang terdengar kumat kamit
pembacaan bait bait
mantra
 
berjuta pasang lentera
mata terketuk membuka helai daun
daun pintu kering telanjang
tanpa derit dan derita
 
hipnotis tanpa kuas
bermain imaji sedalam biru
birahi pengharapan cinta
pada lembar kanvas
tak berbingkai
 
berderet
berjajar parade ilusi
menggantung sket pada sketsel
sketsel pameran bersama
teman dan tema
 
“Lukisan Janji Bermeterai”
 
Agustus 2008
 
 
 
BOJONEGORO VIII
 
anak anak
telah dibesarkan oleh waktu
gedebog pisang menemani bermain
bola di sore menjelang senja
 
lupa akan ingus
yang diusapnya dengan lengan
kiri, kering di sudut
sudut bibir mungil lucu
lugu tanpa sehelai pemanis
sebutir penyedap
rasa
 
anak anak
lupa akan waktu
bola plastik sebesar melon
berlari membisikkan dengus
perlawanan, tanpa alaskaki
wasit dan hakim garis
beradu garis
 
anak anak lupa
tendangan keras sejauh
melempar luas tanah tanah lapang
sawah dan ladang
anak anak lupa
bolanya sebesar semangka
tanpa biji
 
September 2008
 
 
 
BOJONEGORO IX
 
malam telah bercengkerama dengan gulita
dari igauan igauan iratan bambu
mencoba tawarkan pagi
walau setengah dalam gadean
dan seperempat menunggu
tebusan
 
“serabih”
tawarkan sinar keemasan
menyapa hari dalam kegelapan
menerobos daun daun semi
ranting ranting basah karena tangis
malam memasuki pendhapa
menghampiri
penjual gethuk atau jamu gendhongan
“lalu”
kaki lima, asongan dan lesehan
“perhatian !”
istirahat ditempat…., jalan !
 
penjual lontong
tersenyum puas, blantik sapi
cekikikan
 
Oktober 2008
 
 
 
BOJONEGORO X
 
fosil
situs
kubur kembali
“heboh”
 
minyak
menyok
ayo digali
“matoh”
 
“331”
kode kode
ramalan buntut
togel marak kembali
 
seribu
masuk bui
semilyart , hebat, selamat !
“kiamat”, sidang
ditunda !, palu hakim tertukar
kethog dalang
 
Oktober 2008

http://sastra-indonesia.com/2010/10/sajak-sajak-gampang-prawoto-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah