Sabtu, 31 Juli 2021

Karet Gelang di Jempol Hamsad Rangkuti

Yanusa Nugroho
majalah.tempointeraktif.com
 
BIBIR DALAM PISPOT, Penulis: Hamsad Rangkuti, Cetakan I, Penerbit Buku Kompas, 2003, xxiv + 174 halaman.
 
Keunggulan Hamsad Rangkuti, ia piawai mengangkat peristiwa sehari-hari menjadi tema cerpen yang kuat dan memikat.
 
SEBAGAI penulis cerpen, bolehlah namanya ditulis dengan huruf kapital? sebagai tanda salut kita kepadanya. Cerpennya telah dibaca ribuan, mungkin jutaan orang di seluruh Indonesia. Karyanya telah mengeram di sanubari banyak penulis cerpen lainnya, yang tak jarang menetas menjadi cerita baru.
 
Hamsad Rangkuti memang jempolan. Cerpennya nikmat dibaca karena yang diangkat adalah persoalan keseharian- tema yang diakuinya diilhami dari berita-berita di koran. Sebagaimana ciri khas cerpen sastra, selalu saja kisah yang disajikan Hamsad membuka horizon baru. Ada tema tentang kerinduan, keteduhan, kepolosan, kejujuran, dan berbagai percikan nafsu manusiawi yang tak bisa disingkirkan begitu saja. Cerpen Hamsad adalah sebuah cermin besar yang menangkap nadi kehidupan manusia yang bernama Indonesia.
 
Bibir dalam Pispot, cerpennya yang terbit tahun 2003 dan memperoleh Khatulistiwa Award, juga istimewa, selain Lukisan Perkawinan (1982), Cemara (1982), dan Sampah Bulan Desember (2000). Cerpen Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? dalam Bibir dalam Pispot memberikan senyum pedih akan sebuah kisah cinta. Ini memang cerpen Hamsad paling ngetop setelah Sukri Menggenggam Pisau Belati. Meskipun oleh banyak sastrawan cerpen ini dianggap bukan karya terbaik Hamsad, bolehlah saya katakan karya ini telah menjadi “gunjingan”, bukan hanya lantaran aspek intrinsik dari cerpen itu sendiri, namun pada kemampuan Hamsad memancing pertanyaan: ini kejadian nyata atau rekaan?
 
Berkisah tentang keputusasaan seorang perempuan yang nyaris bunuh diri, dari segi tema cerpen ini sebetulnya biasa saja. Tapi kepiawaian Hamsad menata kata telah membuat kisah sederhana tersebut terasa indah.
 
Cerpen Pispot, yang diilhami oleh berita di koran, memberikan kepedihan yang lain lagi. Di sini kekuatan Hamsad mempermainkan perasaan pembaca terasa sekali.
 
Bayangkan, kita menjadi saksi sebuah pencurian, dan bersaksi di depan polisi dengan mengatakan bahwa barang curian tersebut ditelan si maling. Namun, setelah “kita” diinterogasi, ternyata keyakinan kita berbalik 180 derajat. Dari yang semula yakin bahwa “dia” maling, kemudian berubah dan yakin bahwa “dia” bukan maling. Belakangan, di akhir kisah, ternyata “aku” tahu bahwa “dia” sesungguhnya si maling.
 
Pispot, di samping memiliki judul yang menyaran pada sesuatu yang menjijikkan, ternyata menciptakan ruang hidup bagi manusia yang tak lebih menjijikkan daripada pispot itu sendiri. Akan tetapi Hamsad tidak terjebak pada kritik sosial ala demo jalanan yang terkadang galau tak jelas apa maunya.
 
Pria kelahiran Titikuning, Medan, tahun 1943 ini menuliskan apa yang dijalani dalam hidupnya sehari-hari. Dia mengaku bahwa dirinya bukanlah penulis produktif dan “pengelamun yang parah” (xiv). Tapi kecermatan dan kepekaannya dalam mendeskripsikan apa yang “tertangkap” inderawinya sangat jelas terasa.
 
Dia dengan ketelitiannya dan kebersahajaannya?sebagaimana senyumnya yang selalu mengembang itu?mampu memberikan pernyataan yang, menurut saya, sangat penting. Bahwa proses menulis bukan soal ide semata, tetapi juga bagaimana mengendapkan dan mengolah ide itu agar menjadi sesuatu yang “mengeram” lama di sanubari pembacanya.
 
Cerpen-cerpen Hamsad yang bertema seragam selalu disajikan dengan unik dan beda. Bibir dan Pispot, yang mengambil tema keseharian hidup, terasa tetap memiliki perbedaan satu sama lain.
 
Kreativitas Hamsad ini mungkin dipicu oleh hidupnya yang eksentrik. Di kotak kacamatanya, ia selalu menyisipkan karet gelang yang akan dipakainya mengikat jempol kaki jika kebelet namun tak mungkin buang air di dalam kendaraan. Gelang karet itu, kata Hamsad, cukup efektif membantu menahan diri agar tidak kebobolan.
 
Bibir dalam Pispot tentu tak punya hubungan dengan gelang karet itu. Tapi seorang Hamsad Rangkuti tahu persis bagaimana mengolah banyak hal kecil seperti karet gelang menjadi sebuah cerpen bernas. Bibir dalam Pispot hanya salah satu wujud kepiawaiannya itu.
***

http://sastra-indonesia.com/2009/04/karet-gelang-di-jempol-hamsad/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah