Jumat, 30 Agustus 2019

Mengembangkan Teori Sastra Melalui Alam Semesta

Elsa Vilinsia Nasution *

Membahas tentang sastra memang tidak ada ujungnya. Bisa kita ketahui berdasarkan kesepakatan bahwa sastra mengandung kebebasan dalam berimajinasi. Apakah teori sastra selalu berkaitan dengan puisi? Karya sastra, prosa rekaan, kajian sastra, pendidikan, sastrawan, pembaca, psikologis, sosiologis dan alam semesta? Jawabannya, ia.

Sebelum megetahui seluk-beluk tentang sastra, seharusnya beberapa teori dan pendekatan di atas menjadi salah satu pengantar wajib. Pendekatan ini harus diketahui oleh penggemar sastra baik pemula ataupun senior.

Di antara banyaknya teori mengatakan, sastra adalah kehidupan, nafas, bagian tubuh, keindahan, hati, benda dan lain sebagainya. Pernahkah Anda berpikir bahwa teori sastra ada berkaitannya denganalam semesta?

Pada generalnya, alam semesta merupakan segala isi yang hidup dan mati. Sastra dan alam semesta memiliki hubungan erat yang menjadi energi bagi penikmatnya.

Jika berdasarkan kutipan yang ada di dalam buku pengantar teori sastra, teori sastra berasal dari kata theria(bahasa latin). Secara etimologis teori berarti kontemplasi terhadap kosmos dan realitas. Pada tataran lebih luas, hubungannya dengan dunia keilmuan, teori berarti perangkat pengertian dan konsep. Preposisi mempunyai korelasi yang teruji kebenarannya.

Pada umumnya, teori dipertentangkan dengan praktik. Setelah suatu ilmu pengetahuan berhasil untuk mengabstraksikan keseluruhan konsepnya pada suatu rumusan ilmiah, dapat diuji kebenarannya. Teori itu sendiri. Teori mesti dioperasikan secara praktis, sehingga cabang-cabang ilmu pengetahuan sejenis dapat dipahami secara lebih rinci dan mendalam.

Teori sastra juga berfungsi untuk mengubah dan membangun pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan. Menurut Fokkema dan Kumme-ibsch (1977:175) penelitian terhadap karya sastra pada umumnya memanfaatkan pada teori-teori yang sudah ada. Tradisi seperti ini dianggap memiliki kelemahan sebagai akibat penyederhanaan, eklektisisme dan penyimpulan yang salah.

Keuntungan yang diperoleh jelas. Peneliti diberikan kemudahan peneliti. Tinggal menguji kembali dan menyesuaikannya dengan sifat-sifat objek.

Perkembangan teori baru dalam sastra sebenarnya memanfaatkan pada teori yang sudah ada. Apalagi bagi pemula yang sedang memahami teori-teori sastra.

Menulis karya sastra, ternyata apa yang diperlukan untuk menulis berbeda-beda antara satu sastrawan dengan sastrawan lainnya. Proses sastra, selalu dialami para sastrawan dalam tahapannya. Seperti dorongan menjadi pengarang dan kegiatan sebelum menulis. Selama menulis dan kegiatan setelah menulis. Munculnya teori baru dalam dunia sastra, sering dijadikan objek yang dipikirkan penulis sebelum menulis salah satunya alam semesta.

Dalam menanggapi alam semesta menurut Poedjawijatna, manusia juga mengakui alam semesta. Hasil proses mengakui terhadap sesuatu disebut pengetahuan. Pengakuan manusia terhadap sesuatu sesuai dengan keberadaan secara objektif sesuatu tersebut. Walaupun semuanya menyatu dalam diri manusia, aspek tahu dapat dikelompokkan atas pengindraan, tanggapan, ingatan, dan fantasi.

Jika kita mencermatinya, kebanyakan karya sastra disusun berdasarkan alam semesta. Baik dari segi puisi, cerpen, prosa dan novel yang menyelipkan alam semesta pada bagiannya.

Perkembangan teori sastra untuk penulis yang baru dan mencari hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman bermula melalui berjalan-jalan. Membaca, mendengarkan dan peka terhadap sekeliling kita. Semua itu ada pada  alam semesta.

Karya sastra ini lebih dominan imajinasi sastrawan. Bahan yang sama, bisa diolah dan ditanggapi secara berbeda oleh beberapa sastrawan. Bahkan, dengan judul yang sama uraian karya sastranya bisa berbeda-beda. Misalnya saja dapat ditelusuri dari ungkapan Muhammad Yamin dalam puisinya “Tanah Air”. Puisi Rustam Effendi “Tanah Air”. Kedua puisi ini memiliki judul yang sama. Uraian mereka berbeda meskipun tujuan maksudnya sama.

Sebagai generasi muda dalam kegiatan menulis, mengembangkan teori baru dalam dunia sastra tidaklah mudah. Masih ada permasalahan keterkaitan cara dan argumentasi bagi masing-masing penulis. Dari tahun ke tahun penulis selalu melakukan penyegaran pikiran sebelum menulis. Atau sedang mencari inspirasi dalam hal ide yang ingin ditulis agar menambah wawasan dan pengetahuan.

Solusinya adalah alam semesta. Ketika sedang berpetualang dan berdialog sekaligus merasakan langsung lukisan maha pencipta. Banyak penulis mewujudkan kekagumannya melalui karya sastra berupa puisi dan cerpen. Karena itu, alam semesta menjadi ide pertama dalam proses besastra bagi penulis dimanapun berada untuk meliarkan imajinasinya.

*) Mahasiswa Sastra Indonesia FKIP UMSU danBergiat di Komunitas FOKUS UMSU.
http://harian.analisadaily.com/rebana/news/mengembangkan-teori-sastra-melalui-alam-semesta/217656/2016/02/27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah