Selasa, 31 Desember 2019

Pendidikan Karakter Anak dengan Membaca Sastra

Windi Erica Sari *

Perkembangan teknologi yang semakin pesat memunculkan problematika baru di kalangan anak muda. Bahan bacaan anak muda mulai bergeser dari nilai sastra ke nilai pragmatis. Bahkan anak muda lebih suka menghabiskan waktunya dengan bacaan yang jauh dari nilai pendidikan.

Kebiasaan itulah yang akhirnya membuat anak muda malas untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, belum lagi tumbuhnya sikap individual dan hilangnya kreatifitas berfikir merupakan kerugian yang sangat besar bagi para generasi muda.

Seiring dengan maraknya isu negatif yang menyinggung berbagai persoalan generasi muda, mulai dari budaya tawuran antar pelajar, pencurian, asusila, narkoba dan sikap intoleran silih berganti menjadi berita yang sangat miris, mengingat generasi muda adalah penerus kehidupan bangsa di masa depan.

Hal itu bukan tanpa alasan, sebab generasi muda saat ini telah mengalami krisis karakter dan juga moral, belum lagi budaya konsumtif akan ketergantungan gawai, menjadikan anak muda semakin jauh dari nilai karakter dan moral. Salah satu upaya untuk menekan permasalahan karakter pada generasi muda sejak dini adalah melalui bahan bacaan sastra. 

Presiden Republik Indonesia pun telah mengeluarkan instruksi penting lewat Perpres nomor 87 tahun 2017, terkait pentingnya penguatan pendidikan karakter. Hal ini, sekaligus memperkuat tujuan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bacaan sastra di era milenial sejatinya terdapat nilai-nilai penting dan pesan moral di dalamnya. Bahkan di beberapa penelitian yang berkaitan dengan sastra, terdapat beragam manfaat yang bisa dipelajari dari bacaan sastra. Sehingga diperlukan gerakan nyata melalui peran orang tua dan generasi milenial, untuk kembali mengaktifkan budaya membaca sastra.

Hal itu, selain bertujuan untuk membantu para generasi muda belajar menumbuhkembangkan karakter, juga mengajarkan generasi muda untuk belajar nilai-nilai karakter dan moral yang terdapat dalam bacaan sastra, karena dalam bacaan sastra juga terkandung nilai budaya bangsa.

Nilai-Nilai  di Balik Bacaan Sastra

Krisis karakter dan moral yang mengguncang anak muda milenial, membuat orang tua dan guru khawatir. Salah satu hal yang bisa diterapkan oleh orang tua dan guru dalam menghadapi kekhawatiran pada anak adalah mengenalkan bacaan sastra, dan menunjukkan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam bacaan sastra.

Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali semangat membaca sastra yang telah lama ditinggalkan anak muda. Kebiasaan membaca sastra akan melahirkan sebuah kebiasaan positif bagi dirinya, sekaligus memberikan pendidikan karakter, keterampilan, sikap, perilaku, dan juga nilai-nilai penting seperti nilai agama, nilai pendidikan, dan sosial.

Kesemuannya itu akan bermanfaat dalam kehidupan anak di masa mendatang. Bacaan sastra terdapat delapan belas nilai karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikastif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Dari kedelapan belas nilai karakter inilah yang akan memiliki peran penting dan membantu seorang anak dalam menguatkan nilai-nilai agama, pendidikan dan sosialnya.

Manfaat Bacaan Sastra bagi Anak

Ada banyak sekali jenis bacaan sastra yang bisa dipelajari oleh anak-anak mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi seperti dongeng, legenda daerah, dan adat daerah, namun yang menjadi problemnya adalah masih adanya rasa malas dan malu untuk memulainya.

Padahal bacaan sastra tidak kalah menyenangkan dengan bacaan yang ada di dalam webtoon atau manga, terlebih bacaan sastra memiliki manfaat yang banyak dan penting bagi progres anak salah satunya adalah kreativitas, dimana seorang anak bisa mempelajari sifat atau keunikan tokoh dalam cerita rakyat atau dongeng.

Selain itu dalam cerita rakyat atau dongeng bisa mengajarkan anak untuk memupuk kebersamaan. Disadari atau tidak, anak akan terbawa suasana pada sikap dan semangat kebersamaan, dari bacaan novel juga terdapat nilai-nilai toleransi dan kepedulian kepada semua orang.

Di tengah isu intoleran yang terus berhembus, bacaan sastra bisa dijadikan sarana yang sangat sempurna kepada anak-anak untuk menanamkan toleransi dan rasa kepedulian sejak dini. Hal ini dikarenakan dalam alur cerita sastra tidak pernah menyinggung dan mencelah agama, suku, ras dan golongan tertentu.

Ketika modernisasi mengajarkan kepada semua menjadi serba mudah, cepat, dan instan. Sastra mengajarkan anak untuk berfikir kreatif dan cerdas, sehingga sudah saatnya para generasi muda untuk melirik bacaan sastra sebagai media yang menyenangkan, penuh nilai dan juga manfaat. Selain orang tua dan guru, pemerintah juga harus menekankan pentingnya bacaan sastra dalam kurikulum pendidikan!

*) Windi Erica Sari, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
https://surabayapost.id/membangun-pendidikan-karakter-anak-dengan-membaca-sastra/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah