Jumat, 07 Februari 2020

LETUPAN KERINDUAN IDENTITAS

(Tanggapan Tulisan Terbuka Untuk Bupati Suyanto)
Dian Sukarno
forumsastrajombang.blogspot.com

Menyoal apa yang dipapar oleh kawan Fahrudin Nasrulloh penggiat sastra dari komunitas Lembah Pring berjudul Memperbincangkan Seni-Budaya Jombang pada Serambi Budaya Radar Mojokerto, Minggu,28 Maret 2009, sebuah pemikiran yang menggigit dan lontaran komentar nan nyengit. Tetapi itulah fakta dan kenyataan yang tidak layak untuk diingkari apalagi ditutupi. Ibarat borok sudah ngemburuk, andai luka telah bernanah-nanah.
Memang! Kita selama ini (ndak seniman budayawannya, birokrasi, bahkan masyarakat) seolah mati rasa dengan ikon-ikon yang menyiratkan kita sebagai wong nJombang. Kenyataan ini kemudian diungkap secara bernas oleh sahabat Fahrudin Nasrulloh dengan ketajaman pisau analisisnya. Tapi, sayangnya letupan kerinduan seorang pegiat seni yang coba membincang dan menarik temuan dari proses telusur itu membuahkan kesan cauvinistis! Ah?Bagaimana letupan kesadaran beridentitas itu harus dicap sebagai kedaerahan yang sempit?!

Fakta adanya wayang topeng Jatiduwur, Mbah Bolet, tradisi Sandur Manduro, dan Watu Gilang Tembelang (bukan Ploso seperti ditulis saudara Fahrudin) adalah bukti nyata yang tidak bisa dianggab remeh dan dipandang sebelah mata. Apalagi dari serangkaian temuan itu masih meninggalkan artefak-artefak sebagai bukti penting pengungkapan simpul sejarah. Misalnya pada topeng-topeng wayang topeng Jatiduwur masih dapat disaksikan surya Majapahit atau lambang kebesaran imperium (kerajaan besar) Majapahit. Hal ini membuktikan bahwa wayang topeng Jatiduwur adalah sisa-sisa produk peradaban kerajaan abad pertengahan itu. Sedangkan Mbah Bolet, meskipun hingga saat ini belum ditemukan tinggalan foto beliau, namun masih banyak saksi hidup yang bisa dijadikan rujukan mengungkap sosok sang maestro. Sedangkan topeng sandur Manduro, meskipun belum bisa dibuktikan muasal keberadaannya, sangat lekat dengan dugaan bahwa masyarakat pemilik tradisi topeng sandur adalah keturunan sisa-sisa prajurit Arya Wiraraja pada awal Majapahit dan Adipati Cakraningrat era Mataram Islam. Untuk situs Watu Gilang di Dusun Gilang, Desa Mojokrapak, kecamatan Tembelang semakin menguatkan daerah Tembelang sebagai pusat kerajaan Mataram Kuna Wangsa Isana seperti termuat dalam prasasti Turyyan tahun 929 Masehi yang ditemukan di desa Watugodeg, Tumpang, Malang.

Proses telusur dan penulisan sejarah sesuai kaidah historiografi patut dilakukan. Sehingga paling tidak ada pertanggungjawaban ilmiah yang mencerahkan. Tidak sebaliknya menjadi semacam pepesan kosong dan bualan di warung kopi. Seperti secara tersadar atau tidak sering kita lakukan.

Persoalan-persoalan yang muncul di wilayah komunitas seniman tradisipun tidak cukup hanya dinilai dengan label "keprihatinan". Namun saya tidak menampik jika rasa prihatin itu diperlukan sebagai proses pematangan kondisi dan elemen-elemen pendukung dimana seni budaya itu berada. Lagi-lagi dibutuhkan satu kearifan dari para pegiat dan personal-personal yang secara sukarela maupun paksarela turut melebur dalam proses berkebudayaan.

Kisah traumatis Bu Darwati yang "terbuang" oleh ulah segelintir oknum ketika berpentas pada malam pelantikan Dewan Kesenian Jombang seolah menjadi pemandangan biasa. Sedangkan sesepuh seniman ludruk macam Pak Ali Markasa yang sengaja "pasang badan" memprotes birokrasi Paguyuban Ludruk Arek Jombang harus menelan kenyataan pahit suaranya tidak didengar oleh elit paguyuban. Karenanya tidak mengherankan jika beliau hanya mampu mengelus dada dan berekawicara,"Masyaallah...! Kok cik nemene Arek-arek iku?!"

Melihat langsung dinamika dan peta konflik di atas membuktikan telah terjadi persinggungan antara wilayah idealis kritis dan kepedulian berbau politis. Kedua mazhab ini berdiri kukuh pada isme-isme yang sudah terlanjur mereka yakini. Golongan idealis kritis terkesan lebih jujur memapar masalah dan berimaji akan solusi penanganannya. Sedangkan kelompok peduli berbau politis bisa jadi terus berhitung untung rugi akan proses berkebudayaan yang mereka lakoni.

Mendiang Presiden Soeharto pernah berpesan agar para pemimpin berhati-hati dengan para "pembisik". Sehingga membincang lokalitas Jombang sebagai hibriditas budaya Arek (purwa) dan Mataraman (Pracima) terkait kepedulian Bupati Suyanto menjadi tokoh pengayom Paguyuban Ludruk Arek Jombang tidak tercoreng oleh ulah oknum-oknum yang memanfaatkan aji mumpung. Karena mengurusi kesenian sebagai anak emas kebudayaan bukanlah persoalan mudah. Gebrakan demi gebrakan pemimpin Jombang ini hendaknya dibarengi dengan memilih orang yang tepat untuk menjalankan roda organisasi seperti keberadaan Dekajo atau Dewan Kesenian Jombang yang baru orok.

Mengancang Jombang sebagai mercusuar kebudayaan, secara pribadi saya agak tidak optimis. Alasannya Jombang itu hanya alas (hutan) atau semacam kurungan. Sehingga noktah kecil di tengah peta wilayah Jawa Timur bernama Jombang ini hanya nama yang menempel pada kualitas tindakan warganya. Jika orang di luar sana banyak mengenal tokoh-tokoh besar berasal dari Jombang, itu karena tokoh-tokoh itu menjadi besar bukan karena Jombang! Melainkan menjadi agung karena tindakan dan ucapannya semata. Seperti kata pepatah siapa yang menanam akan menuai hasilnya.

Proses telusur sejarah dan berkebudayaan yang digerakkan oleh pribadi-pribadi warga Jombang sekarang ini akan menjadikan mereka abadi dalam catatan sejarah. Torehan prestasi warga Jombang tersebut adalah rekaman peristiwa yang pasti bermanfaat untuk anak cucu kelak. Sehingga letupan kerinduan identitas ini tidak bermuara pada paham kedaerahan yang sempit (cauvinistis). Semoga?
***

http://sastra-indonesia.com/2010/09/letupan-kerinduan-identitas/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah