Sabtu, 14 Agustus 2021

Uderzo, Monsieur Pembikin Tawa

Multazam
ruangbaca.com

Wajah Albert Uderzo tampak semringah saat meluncurkan edisi terbaru buku komik Asterix di Paris, Prancis, pekan silam. Tak henti-hentinya dia menebarkan senyum. Maklum, setelah empat tahun beristirahat, komikus jenius itu meluncurkan seri ke-33 Asterix berjudul The Sky Falls on His Head.

Seperti buku Asterix sebelumnya, buku terbaru ini menyajikan petualangan tokoh Asterix dan kawan-kawan yang mengundang tawa pembacanya. Uderzo memang memiliki kekuatan untuk memancing tawa seperti semboyan “Goscinnyrix Uderzorix Vis Comica” (kekuatan untuk membuat tertawa) yang ada dalam seri Asterix dan Puteri Rahazade.

Pada edisi itu, bukan wajah para pahlawan Galia yang muncul di halaman perkenalan, melainkan wajah Uderzo berbadan Obelix lengkap dengan menhir di punggung dan wajah Goscinny bertubuh Asterix lengkap dengan topi tanduk bulunya. Semboyan itu–berasal dari epigram zaman Romawi tentang Terence, seorang pujangga Latin–mengelilingi gambar Uderzo dan Goscinny yang tersenyum. Gambar serupa muncul pada edisi Obelix yang Malang (La Galere d’Obelix, 1996).

Ini mungkin kejahilan tukang gambar Uderzo. Tapi, bagi Rahartati Bambang Haryo, penerjemah yang ikut andil mempopulerkan Asterix di Indonesia–kejahilan ini punya arti lain. “Uderzo sangat menghormati Goscinny,” kata Rahartati.

Asterix dan Puteri Rahazade terbit pada 1987, sepuluh tahun setelah kematian Goscinny pada 2 November 1977. Karena itu, Rahartati menduga, gambar karikatur yang menggantikan wajah Asterix dan Obelix itu merupakan cara Uderzo menghargai sahabatnya.

Terlahir dengan nama asli Alberto, Aleandro Uderzo (dengan koma di belakang Alberto), Uderzo lahir di Normandia, Prancis, pada 25 April 1927. Namanya berasal dari sebuah desa bernama Oderzo (biasa disebut Uderzo) di Italia. Orang tua Uderzo, Silvio Uderzo dan Irla Christina Uderzo, memang imigran Italia yang menyeberang ke Prancis pada 1922.

Uderzo lahir dengan “kelebihan”: dua jari tambahan di ruas kelingking jarinya. Mungkin kelebihan inilah yang membuat Uderzo mahir menggambar Mickey Mouse, pujaannya semasa kecil. Kelak, jari tambahan ini dioperasi atas permintaan ibunya. Gambar Mickey ini sempat dimuat sebuah jurnal di Paris, Le Petit Parisien. Pada 1940, saat berusia 13 tahun, Uderzo bekerja di Paris Publishing Society, tempat dia belajar tentang dasar profesinya kelak, seperti desain teks dan gambar.

Meski pandai menggambar, Uderzo kecil bermimpi menjadi mekanik pesawat terbang. Kebetulan Uderzo buta warna. Selain itu, tukang gambar bukan pilihan menarik bagi kedua orang tuanya.

Ketika Perang Dunia II pecah, Uderzo sempat tinggal di Brittany (Bretagne dalam bahasa Prancis), provinsi tua di bagian barat Prancis. Pada 56 sebelum Masehi, provinsi ini dikuasai oleh bangsa Romawi di bawah kekuasaan Julius Caesar. Orang Romawi menyebut daerah ini Armorik, yang berarti distrik berpantai. Konon, bangsa Galia, nenek moyang bangsa Prancis, pernah tinggal di daerah ini.

Saat awal berkolaborasi menciptakan Asterix, Goscinny pasrah sepenuhnya kepada Uderzo untuk menentukan latar belakang cerita. Akhirnya, Uderzo memilih Brittany dan kehidupan bangsa Galia.

Di Brittany, Uderzo bekerja di pertanian dan membantu bisnis perabotan milik ayahnya. Kegiatan ini sempat membuatnya mandul menggambar hingga dia mengikuti sebuah kompetisi gambar strip yang diadakan penerbit Editions du Chene, yang kemudian menerbitkan gambar kartun Uderzo berjudul Les Aventures de Clopinard. Penerbit ini juga sudah menerbitkan kartun Flamberge karya Uderzo setahun sebelumnya.

Pada 1950, Uderzo menggambar beberapa bagian episode dari jagoan Amerika Captain Marvel Jr. untuk majalah Bravo!. Kemudian dia bertemu dengan wartawan Belgia yang memperkenalkannya dengan komikus kondang dari Brussel, semacam Victor Hubinon, Eddy Paape, dan Mitacq, juga penulis Jean-Michel Charlier.

Pada masa-masa ini, Uderzo juga bertemu dengan Goscinny, pria berdarah campuran Polandia dan Ukraina yang lama tinggal di Argentina. Goscinny lahir di Paris pada 14 Agustus 1946. Pria bermuka bulat ini bermimpi menjadi tukang gambar dan pelawak. Ia pandai merangkai kata humor dan dianugerahi senyum dan lirikan mata yang terkesan jahil.

Pada akhir 1951, lahirlah Oumpah-Pah, karya kolaborasi pertama mereka. Ini adalah kisah tentang pahlawan Indian yang mampu bergerak secepat angin. Ide serupa muncul pada Lucky Luke–cerita koboi yang bisa menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri–karya Goscinny bareng komikus Morris dari Belgia yang muncul pada 1955.

Lalu, pada 1959, majalah Pilote lahir. Di sini, Uderzo mengawali serial Petualangan Tanguy, yang teksnya diisi oleh Charlier. Pada tahun yang sama, lahirlah Asterix, yang naskahnya digarap oleh Goscinny. Gambar Uderzo mampu menghidupkan humor cerdas Goscinny, membuat cerita perlawanan bangsa Galia menentang invasi bangsa Romawi ini segera populer di Prancis.

Uderzo dan Goscinny bersahabat dan keduanya jahil. Persahabatan itu dibawa ke dalam karya mereka. Uderzo sering menggambar wajah mereka dalam beberapa petualangan Asterix. Dalam seri Asterix di Olimpiade, wajah mereka muncul dengan kostum ala Yunani kuno pada sebuah pahatan marmer. Ada sebutan “raja lalim” dan “tiran” di bawah pahatan wajah mereka.

Wajah mereka sering muncul dengan tawa menyeringai seperti dalam Asterix dan Panci Sup Bawang (Asterix et le Chaudron, 1969) atau pada seri Perjalanan ke Mesopotamia (L’Odyssee d’Asterix, 1980).

Biasanya Uderzo muncul dengan hidung panjang, sedangkan Goscinny muncul dengan hidung tomat plus senyum jahilnya. Namun, kadang mereka juga muncul dengan wajah buruk dan sengsara, seperti saat menggotong tentara mabuk dalam Obelix dan Kawan-kawan (Obelix et Compagnie, 1976).

Kejahilan lainnya, Uderzo juga memunculkan gambar tokoh kartun lain ke dalam Asterix. Thomson dan Thompson milik serial Tintin sempat muncul di seri Asterix di Belgia (Asterix chez les Belges, 1979). Adegan perpisahan ala Romeo dan Juliet juga muncul dalam Desa Belah Tengah (Le Grand Fosse, 1980).

Uderzo juga menuangkan perasaan dalam simbol gambar. Pada bagian akhir cerita Asterix di Belgia, muncul gambar kelinci murung yang meninggalkan riuhnya penghuni kampung Galia menikmati celeng panggang–masakan favorit Obelix. Menurut situs resmi Asterix, ini perlambang kesedihan Uderzo atas kematian Goscinny yang tak terduga. Kelinci itu menggambarkan peliharaan Gilberte, istri Goscinny.

Biarpun ditinggalkan Goscinny, Uderzo masih menghidupkan Asterix. Ada sembilan judul yang terbit tanpa Goscinny, termasuk seri teranyar The Sky Falls on His Head, yang beredar mulai 14 Oktober 2005. Uderzo juga masih menulis nama Goscinny pada halaman depan komik Asterix.

Rahartati Bambang, penerjemah 19 komik Asterix ke dalam bahasa Indonesia, pernah dua kali bertemu dengan Uderzo. Pertemuan pertama terjadi di Paris pada Juni 1995. Saat itu Uderzo sempat mengungkapkan kekagumannya terhadap gaya terjemahan Rahartati yang lincah dan membumi. “Saya tidak menerjemahkan. Saya mengadaptasinya,” Rahartati mengoreksi komentar “Bapak Asterix” ini. “Bravo,” ujar Uderzo.

Rahartati bertemu lagi dengan Uderzo pada 1997. Saat itu Uderzo sempat berjanji akan menyerahkan penerjemahan Asterix dalam bahasa Indonesia kepada Rahartati. Uderzo juga sempat memberikan coretan gambar Rahartati. Buah tangan dari Bapak Asterix.
***

http://sastra-indonesia.com/2009/04/uderzo-monsieur-pembikin-tawa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah