Rabu, 18 Agustus 2021

YANG MEMENGARUHI APRESIASI SASTRA (12)

Djoko Saryono *
 
Sebelumnya sudah diulas pengalaman sebagai satu faktor yang memengaruhi apresiasi sastra. Ikut juga memengaruhi kecenderungan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra beserta varian-variannya ialah pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh pengapresiasi. Kekayaan, keanekaragaman, kedalaman, keluasan, dan kebermaknaan pengetahuan pengapresiasi memengaruhi proses keberlangsungan apresiasi baik kecenderungan maupun varian-variannya. Pengetahuan yang dimaksud di sini bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.
 
Pertama, pengetahuan yang berkenaan dengan sastra. Bagaimanakah pengetahuan pengapresiasi tentang karya sastra, tentang teori sastra, tentang ilmu sastra, tentang sejarah sastra, tentang kritik sastra? Perbedaan kekayaan, keanekaragaman, kedalaman, keluasan, dan kebermaknaan pengetahuan-pengetahuan tersebut akan membedakan kecenderungan mekanisme proses apresiasi sastra beserta varian-variannya.
 
Sebagai contoh, Rahmani Baiduri dan Hening Kusuma Hati (nama misal) mencoba mengapresiasi La Peste (Albert Camus). Kedua orang ini memiliki perbedaan pengetahuan yang berkenaan dengan sastra. Dibandingkan dengan Hening Kusuma Hati, pengetahuan Rahmani Baiduri tentang karya-karya sastra dunia, sejarah sastra Eropa, hasil-hasil kritik sastra, dan teori sastra mutakhir lebih kaya, aneka ragam, dalam, luas, dan bermakna sehingga dia mampu melihat La Peste secara lebih meluas dan mendalam. Hal ini jelas membuat proses apresiasi La Peste berbeda antara yang dilakukan oleh Rahmani Baiduri dan Hening Kusuma Hati.
 
Kedua, pengetahuan sosial budaya. Bagaimanakah pengetahuan sosial budaya pengapresiasi sastra? Kekayaan, keberanekaragaman, kedalaman, keluasan, dan kebermaknaan pengetahuan tentang tradisi, adat-istiadat, kebiasaan, sistem sosial masyarakat, stratifikasi sosial, perilaku sosial masyarakat, pandangan hidup masyarakat, ritus kelompok masyarakat, dan sejenisnya yang dimiliki oleh pengapresiasi akan membedakan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra beserta dengan varian-variannya.
 
Sebagai contoh, Rahmani Baiduri dan Rindang Kasih mencoba mengapresiasi roman Bumi Manusia (Pramudya Ananta Toer). Dalam kaitan ini, Laila Kinanti suka membaca buku-buku sejarah, sosial, dan kebudayaan Indonesia sehingga dia memiliki pengetahuan tentang berbagai masalah sejarah, sosial, dan budaya Indonesia sejak zaman purba hingga modern; sedang Nurani Rindang Kasih sebaliknya. Perbedaan ini membuat proses apresiasi Bumi Manusia yang dilalui dan dijalani oleh kedua orang tersebut berbeda. Bumi Manusia tentu diapresiasi secara lebih afektif dan kognitif (intelektualistis) oleh Laila Kinanti daripada oleh Nurani Rindang Kasih. 
 
Ketiga, pengetahuan tentang filsafat dan psikologi manusia. Bagaimanakah pengetahuan pengapresiasi tentang filsafat dan psikologi manusia? Perbedaan kekayaan, keanekaragaman, kedalaman, keluasan, dan kebermaknaan pengetahuan tentang hakikat manusia, hidup dan kehidupan di dunia, kesengsaran, kematian, kebahagiaan dan kesenangan, jiwa manusia, corak-corak manusia, aliran filsafat manusia, aliran psikologi manusia, dan sejenisnya akan membuat mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra berbeda.
 
Sebagai contoh Rahmani Baiduri dan Rindang Kasih mencoba mengapresiasi novel Jalan Tak Ada Ujung dan Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis. Keduanya memiliki latar pengetahuan berbeda. Sebagai orang yang suka membaca buku-buku psikologi, Rahmani Baiduri memiliki pengetahuan cukup kaya, beraneka, dalam, luas, dan bermakna tentang segi-segi jiwa manusia dan aliran-aliran psikologi seperti behaviorisme, gestalt, psikoanalisis, dan psikologi analitis. Sebaliknya, Rindang Kasih karena dia lebih suka membaca buku-buku politik. Perbedaan ini tentulah membuat kedua orang ini mengapresiasi secara berbeda dua novel tersebut; di sini berarti ada perbedaan kecenderungan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra.
 
Keempat, pengetahuan tentang agama dan mistik. Bagaimana pengetahuan pengapresiasi tentang agama dan mistik? Perbedaan kekayaan, keanekaragaman, kedalaman, keluasan, dan kebermaknaan tentang agama-agama budaya dan samawi, ajaran-ajaran agama budaya dan samawi, tarekat-tarekat mistik, ajaran-ajaran mistik, dan praktik-praktik-praktik-praktik peribadatan agama dan mistik akan membuat mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra berbeda antara pengapresiasi yang satu dan pengapresiasi yang lain.
 
Sebagai contoh, Rahmani Baiduri dan Hening Kusuma Hati mencoba mengapresiasi kumpulan cerpen Godlob (Danarto). Keduanya memiliki latar pengetahuan agama dan mistik berbeda. Sebagai pemeluk teguh agama Islam dan peminat bacaan-bacaan mistik, Rahmani Baiduri memiliki pengetahuan tentang ajaran-ajaran Islam, penerapan ajaran Islam, tarikat-tarikat mistik, ajaran-ajaran mistik, dan praktik-praktik mistik yang cukup kaya, beraneka, dalam, luas dan bermakna. Sebaliknya Hening Kusuma Hati. Perbedaan ini membuat kedua orang tersebut mengapresiasi secara berbeda kumpulan cerpen Godlob. Rahmani Baiduri bisa lebih jernih dan jelas dalam menjelaskan aspek-aspek keislaman dan kejawen yang dipengaruhi beberapa ajaran Hindu yang ada dalam Godlob daripada Hening Kusuma Hati. Di sini berarti ada perbedaan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra.
 
Kelima, pengetahuan tentang bahasa. Bagaimanakah pengetahuan pengapresiasi tentang bahasa? Perbedaan kekayaan, keanekaragaman, kedalaman, keluasan, dan kebermaknaan mengenai idiom-idiom, pepatah-pepatah, lambang-lambang bahasa yang bermuatan budaya, majas atau metafora, dan sebagainya membuat proses keberlangsungan apresiasi sastra berbeda antara pengapresiasi yang satu dan pengapresiasi yang lain.
 
Sebagai contoh, Kilau Kasih dan Nurani Tifa Suci mencoba mengapresiasi prosa liris Pengakuan Pariyem (Linus Suryadi AG) yang demikian sarat dengan idiom Jawa dan kata Jawa. Kilau Kasih memiliki pengetahuan bahasa Jawa baik sekali, baik idiom-idiom bahasa Jawa maupun aspek-aspek lambang kejawaan dalam bahasa Jawa, dibandingkan dengan Nurani Tifa Suci. Perbedaan ini membuat kedua orang ini menempuh cara berbeda dalam mengapresiasi Pangakuan Pariyem; di sini berarti perbedaan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra.
 
Di samping kelima pengetahuan tersebut, tentulah masih ada pengetahuan-pengetahuan lain, yang kiranya tidak perlu dan tidak mungkin dikemukakan di sini. Kelima pengetahuan tersebut sekadar contoh bahwa terdapat berbagai pengetahuan yang ikut memengaruhi proses keberlangsungan apresiasi sastra. Berbagai pengetahuan milik pengapresiasi sebenarnya bisa memengaruhi secara bersamaan atau serentak dalam proses keberlangsungan apresiasi sastra, misalnya kelima pengetahuan tersebut di atas bisa memengaruhi proses keberlangsungan apresiasi sastra secara bersamaan.
 
Sebagai ilustrasi, misalkan Rahamani Baiduri dan Hening Kusuma Hati mencoba mengapresiasi novel-novel Merahnya Merah, Ziarah, dan Kering karya Iwan Simatupang. Rahmani Baiduri mengenal baik novel-novel Camus dan Sartre, mengetahui secara mendalam dan meluas sejarah sastra dunia dan Indonesia, mengetahui dengan baik kritik-kritik terhadap novel Iwan Simatupang, memahami secara memadai filsafat khususnya filsafat eksistensialis dan fenomenologi, dan mengetahui dengan baik lambang-lambang sastra yang bermuatan filosofis. Sebaliknya Hening Kusuma Hati. Perbedaan berbagai pengetahuan pada kedua orang tersebut membedakan proses keberlangsungan apresiasi novel-novel tersebut karena (i) siasat kedua orang tersebut tidak sama, dan (ii) proses yang dijalani oleh kedua orang tersebut tidak sama. Ini berarti bahwa kecenderungan mekanisme proses keberlangsungan apresiasi sastra pada Rahmani Baiduri dan Hening Kusuma Hati tidak sama. Di mana perbedaannya atau ketidaksamaannya memang masih perlu pengamatan lebih jauh. Namun, jelas berbeda atau tidak sama.
 
Bersambung 13

*) Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd., Guru Besar Jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra pada kampus UNM (Universitas Negeri Malang). Telah banyak menghasilkan buku, artikel apresiasi sastra, serta budaya. Dan aktif menjadi pembicara utama di berbagai forum ilmiah kesusatraan tingkat Nasional juga Internasional. http://sastra-indonesia.com/2021/08/yang-memengaruhi-apresiasi-sastra-12/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Qorib Hidayatullah A. Rego S. Ilalang A. Rodhi Murtadho A. Syauqi Sumbawi Abdul Azis Sukarno Abdul Kadir Ibrahim Abi N. Bayan Achiar M Permana Adib Baroya Aditya Ardi N Afrilia Afrizal Malna Aguk Irawan Mn Agus Buchori Agus Noor Agus R. Sarjono Agus Sulton Agus Sunyoto Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahmad Anshori Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Rifa’i Rif’an Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhudiat Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mustofa Alief Mahmudi Alim Bakhtiar Allex Qomarulla Amarzan Loebis Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Syarifuddin Anash Andri Awan Anggrahini KD Anindita S Thayf Anisa Ulfah Anjrah Lelono Broto Annisa Steviani Anugrah Gio Pratama Anung Wendyartaka Aprinus Salam APSAS (Apresiasi Sastra) Ardy Suryantoko Arie Giyarto Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arif Gumantia Arif Hidayat Aris Kurniawan Arman A.Z. Arsyad Indradi Arti Bumi Intaran AS Laksana Asarpin Asrul Sani Baca Puisi Bahrum Rangkuti Balada Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni R. Budiman Beni Setia Benny Benke Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Bustan Basir Maras Candra Malik Candrakirana Caping Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chicilia Risca Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Darju Prasetya Deddy Setiawan Denny JA Denny Mizhar Deo Gratias Dewi Musdalifah Dhimas Ginanjar Dian Sukarno Dian Tri Lestari Diana AV Sasa Dien Makmur Dinar Rahayu Diskusi Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Syofyan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Edisi Khusus Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Prasetyo Eko Tunas Elsa Vilinsia Nasution Erwin Setia Ery Mefry Esai Evan Ys F Aziz Manna F. Budi Hardiman F. Rahardi Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Alayubi Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Feby Indirani Felix K. Nesi Foto Andy Buchory Francisca Christy Rosana Franz Kafka Frischa Aswarini Fritz Senn Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gde Artawan Gendhotwukir Goenawan Mohamad Gola Gong Gusti Eka Hamdy Salad Hamid Jabbar Hamka Hamsad Rangkuti Hamzah Sahal Hardy Hermawan Hari Purwiati Hario Pamungkas Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasan Junus Hasnan Bachtiar Hendri R.H Hendri Yetus Siswono Herie Purwanto Herry Lamongan Heru Kurniawan Hikmat Gumelar Holy Adib Hudan Hidayat Hudan Nur I Nyoman Darma Putra I. B. Putera Manuaba IAI TABAH (Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah) Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Fitri Ignas Kleden Imam Muhtarom Imam Nawawi Imammuddin SA Iman Budhi Santosa Indira Permanasari Indonesia O’Galelano Indra Intisa Indra Tjahyadi Inung As Isbedy Stiawan ZS Iskandar Noe Iwan Kurniawan Iwan Simatupang Jajang R Kawentar Jalaluddin Rakhmat James Joyce Jean-Paul Sartre Jember Gemar Membaca JJ. Kusni Jl Raya Simo Sungelebak Karanggeneng Joko Pinurbo Jordaidan Rizsyah Joyo Juwoto Jual Buku Paket Hemat K. Usman Kadek Suartaya Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khairul Mufid Jr Khanif Khoirul Abidin Ki Ompong Sudarsono Kiki Astrea Kitab Para Malaikat Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Kritik Sastra Kumpulan Cerita Buntak Kurnia Effendi Kuswaidi Syafi’ie L.K. Ara Lan Fang Launching dan Bedah Buku Lawi Ibung Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Literasi Liza Wahyuninto Lukas Luwarso Lukman Santoso Az M. Abror Rosyidin M. Adnan Amal M. Faizi M. Lutfi M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahamuda Mahardini Nur Afifah Mahendra Cipta Mahfud Ikhwan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S Mahayana Manneke Budiman Mansur Muhammad Marcellus Nur Basah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Marsel Robot Marulam Tumanggor Mas Garendi Mashuri Masuki M. Astro Matdon Matroni Muserang MG. Sungatno Moh. Husen Mohamad Sobary Mohammad Sadam Husaen Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Multazam Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Murnierida Pram Mutia Sukma N. Syamsuddin CH. Haesy Naskah Teater Neli Triana NH Dini Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nissa Rengganis Noor H. Dee Novel John Halmahera Nurel Javissyarqi Nuryana Asmaudi Omah Sastra Ahmad Tohari Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur PDS H.B. Jassin Pipiet Senja Profil MA Matholi'ul Anwar Prosa Proses Kreatif Puisi Pustaka LaBRAK PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Raedu Basha Rahmat HM Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Rinto Andriono Riri Satria Rodli TL Ronggeng Dukuh Paruk Ronny Agustinus Rumah Budaya Pantura (RBP) S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saini KM Sainul Hermawan Sajak Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Lamongan Sastra-Indonesia.com Sastri Sunarti Satyagraha Hoerip Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSAstra Boenga Ketjil Seno Gumira Ajidarma Seputar Sastra Semesta Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeparno S. Adhy Soetanto Soepiadhy Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Subagio Sastrowardoyo Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater Ilat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Titi Aoska Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Topik Mulyana Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Ulysses Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Universitas Indonesia Universitas Negeri Jember Untung Wahyudi Veronika Ninik Viddy A.D. Daery W.S. Rendra Wage Daksinarga Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Widie Nurmahmudy Wildan Ibnu Walid Windi Erica Sari Wisran Hadi Y Alprianti Y. Thendra BP Yanusa Nugroho Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Zainuddin Sugendal Zainuri Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zumro As-Sa'adah